Menyikapi pandemi Covid-19 yang masih terjadi, maka beberapa kepala daerah memutuskan memperpanjang masa belajar di rumah hingga 11 April 2020.Â
Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim juga telah Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 yang isinya antara lain; membatalkan UN, mengatur mekanisme belajar di rumah, dan mekanisme pelaksanaan Ujian Sekolah.Â
Oleh karena itu, sekolah tidak terlalu terbebani dengan agenda akhir tahun yang biasanya sangat padat dan menyita tenaga.
Di masa perpanjangan belajar di rumah, para guru harus menyusun lagi skenario pembelajaran dan pemberian tugas secara daring. Ingat, sesuai dengan arahan mas menteri, jangan memberi tugas yang terlalu banyak yang membuat siswa stres, tetapi kasihlah peserta tugas-tugas yang memberikan pengalaman yang bermakna dan menyenangkan bagi mereka. Penilaiannya pun lebih bersifat kualitatif, tidak dalam bentuk angka-angka (kuantitatif).
Para orangtua pun, meski banyak yang mengaku stres menjadi guru dadakan selama 14 hari, harus siap meluangkan waktunya kembali membimbing anak belajar di rumah selama masa perpanjangan belajar di rumah ini. Ini memang masa-masa sulit.Â
Diam terus di rumah selama beberapa minggu akan membuat kesal dan bosan. Jika kurang dikelola dengan baik akan menimbulkan stres baru. Tapi bagi yang kreatif, diam di rumah dikondisikan senyaman mungkin.Â
Kapan lagi bisa berlama-lama di rumah? biasanya waktu di rumah sangat terbatas, khususnya bagi orang tua yang sering tugas keluar daerah dengan agenda yang padat.
Emak-emak harus banyak membuka resep-resep masakan dan cemilan, karena konsekuensi dari berkumpulnya suami yang kerja di rumah dan anak yang belajar di rumah adalah harus tersedia "logistik" untuk menghilangkan lapar.Â
Oleh karena itu, di media sosial, ada banyolan (humor) sunda yang menyatakan bahwa masa libur ini menjadi olok kejo alias hambur nasi karena saat berada di rumah, inginnya makan terus.
Masa libur ini selain menjadi sarana pembelajaran untuk bersabar, juga sebagai sarana untuk berikhtiar dan bertawakal atas semua upaya yang dilakukan untuk mencegah diri terkena wabah Covid-19.Â
Kalau sebelumnya yang disebut bela negara identik dengan bergerak dan menunjukkan aksi-aksi yang lebih dominan di luar rumah, tapi justru saat ini diam di rumah adalah salah satu bentuk bela negara.