Setiap mata pelajaran memiliki karakternya masing-masing, dan dalam konteks soal HOTS, stimulus yang digunakan oleh guru pun beragam. Disini kuncinya adalah kecermatan dan ketepatan guru dalam menulis stimulus. Diakui atau tidak, kemampuan guru dalam menulis stimulus, bahkan menulis redaksi soal pun beragam.Â
Untuk satu soal pun, bisa menghabiskan waktu belasan bahkan puluhan menit. Biasanya yang menyulitkan guru adalah menulis stimulus dan mengaitkan pertanyaan dengan stimulus yang telah dibuat, dan pada soal PG, guru kesulitan membuat pilihan jawaban yang setara, memiliki daya sukar yang sama, homogen, dan berfungsi sebagai pengecoh.
Kemampuan guru dalam menulis soal HOTS perlu terus diasah melalui latihan dan diskusi dengan rekan sejawat di Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP).Â
Guru pun perlu membuat bank soal sebagai stok jika suatu saat diperlukan karena soal HOTS memang perlu variatif dan bernilai kebaruan. Jika soal-soal itu sudah sering diberikan untuk tes, maka soal itu tidak termasuk ke dalam soal HOTS.
Penilaian HOTS disamping merupakan tindak lanjut dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang HOTS, juga merupakan konsekuensi dari guru yang profesional, karena seorang guru tugasnya adalah merencanakan pembelajaran secara matang, melaksanakan pembelajaran secara berkualitas, dan menilai hasil belajar siswa secara otentik.Â
Dan sekali lagi, saya menegaskan bahwa penguatan kemampuan literasi guru dalam berbagai hal yang relevan dengan mata pelajaran yang diampunya mutlak harus dilakukan agar guru dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, juga agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman. Wallaahu a'lam.