KAMPANYE PILPRES, PERUNDUNGAN ANAK DI BAWAH UMUR, DAN KEARIFAN BERMEDIA SOSIAL
Oleh:
IDRIS APANDI
(Praktisi Pendidikan, Pemerhati Masalah Sosial)
Di masa kampanye hingga jelang hari pencoblosan pilpres 2019, beragam berita bahkan hoaks tentang masalah tersebut makin deras mengalir melalui media sosial. Kedua belah pihak yang bersaing terlibat dalam perang urat syaraf yang semakin kencang. Saling klaim, saling bantah, dan saling sindir menjadi warna dalam setiap panggung kampanye dan forum-forum dialog di stasiun TV.
Hal yang membuat miris adalah saling hina dan saling rundung antarpendukung capres-cawapres di media sosial dan berimbas pada dunia nyata. Di beberapa daerah terjadi bentrokan dan penganiayaan antarpendukung paslon capres-cawapres.Â
Kata-kata kasar, cacian, dan hinaan, bahkan fitnah dengan sangat mudah dibaca dari komentar-komentar di media sosial. Suasana politik yang kian panas dan kontrol emosi yang rendah dengan sangat mudah dituangkan dalam status atau komentar di media sosial.
Media sosial seolah menjadi medan pertempuran yang terbuka dan sulit dikontrol walau sudah ada yang terjerat UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan pengelola media sosial berupaya membersihkan akun-akun buzzer yang ditengarai menyebarkan hoaks dan fitnah.
Saling balas komentar pedas di media sosial bukan hanya berakibat saling unfollow, saling remove, bahkan saling blokir orang-orang yang awalnya berteman di FB, tapi ada berlanjut ke dunia nyata dalam bentuk bentrok fisik yang menimbulkan jatuhnya korban, bahkan hingga ada yang meninggal dunia.
Hal seperti ini bukan hanya terjadi berkaitan dengan pilpres saja, tetapi juga berkaitan dengan masalah-masalah yang lainnya. Sesama pengguna medsos saling hina, saling ejek, tidak mau mengalah akhirnya bertemu di dunia nyata, berduel demi sebuah ego dan "harga diri."Â
Kasus yang paling baru adalah kasus perundungan terhadap seorang siswi SMP bernama Audrey oleh 12 orang siswi SMA di Pontianak Kalimantan Barat (29/03/2019). Hal ini ini dipicu oleh aksi saling balas komentar di FB dan juga diduga terkait urusan asmara diantara pelaku dengan korban.Â