Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran LPMP dalam Penguatan Pendidikan Karakter dan Literasi

24 Januari 2019   11:40 Diperbarui: 24 Januari 2019   11:54 1564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sejalan dengan diimplementaskannya kurikulum 2013, Kemdikbud fokus mengintegrasikan program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan literasi ke dalam kurikulum 2013. Dua hal tersebut menjadi suplemen atau penajaman terhadap isi kurikulum yang secara substantif kurikulum 2013 telah mengandung muatan pendidikan dan literasi.

Dalam kurikulum 2013 terdapat Kompetensi Inti (KI). KI merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki oleh seorang peserta didik pada setiap kelas. 

KI terdiri dari, KI-1 sikap spiritual, KI-2 sikap sosial, KI-3 pengetahuan, dan KI-4 keterampilan. KI-1 dan KI-2 fokus kepada pembentukan peserta didik agar memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan kepribadian, dan kecerdasan sosial. Sedangkan KI-3 dan KI-4 fokus membentuk peserta didik memiliki kecerdasan intelektual dan kinestetik.

Dalam konteks Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), ada 5 (lima) nilai yang fokus dikembangkan, yaitu (1) religius, (2) nasionalis, (3) integritas, (4) mandiri, (5) gotong royong. Kelima nilai tersebut dintegrasikan ke dalam kegiatan pembiasaan, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan ekstrakurikuler.

PPK digulirkan sejalan dengan salah satu point Nawacita presiden Joko Widodo dan untuk memperkuat pendidikan karakter yang ada pada kurikulum mengingat Indonesia saat ini mengalami krisis karakter bangsa, agar sikap-sikap yang baik seperti kepedulian dan kesetiakawanan sosial, sikap gotong royong, saling menghargai, saling menghormati, toleransi tumbuh dan semakin kuat dalam hati sanubari bangsa Indonesia.

Pasal 1 ayat (1) Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2017 menyatakan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).

Penguatan kembali ideologi Pancasila pun perlu dilakukan mengingat pascaorde reformasi banyak bangsa Indonesia yang jauh dari Pancasila. Hanya sekedar hapal Pancasila saja banyak yang kesulitan, walau tentunya Pancasila bukan hanya untuk dihapal, tetapi untuk dipahami, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Gerakan literasi digulirkan oleh Kemdikbud mulai tahun 2015 untuk meningkatan minat dan budaya baca khususnya di kalangan peserta didik, karena kondisinya masih sangat rendah. Berbagai hasil riset tentang literasi dan minat baca menempatkan Indoensia pada posisi yang rendah. 

Hasil penelitian Programme for International Student Assessment (PISA) menyebut, budaya literasi masyarakat Indonesia pada 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang diteliti di dunia. Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara tersebut. Sementara Vietnam justru menempati urutan ke-20 besar.

Pada penelitian yang sama, PISA juga menempatkan posisi membaca siswa Indonesia di urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti. PISA menyebutkan, tak ada satu siswa pun di Indonesia yang meraih nilai literasi ditingkat kelima, hanya 0,4 persen siswa yang memiliki kemampuan literasi tingkat empat. Selebihnya di bawah tingkat tiga, bahkan di bawah tingkat satu.

Data statistik UNESCO 2012 yang menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. Angka UNDP juga mengejutkan bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen saja. Sedangkan Malaysia sudah 86,4 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun