Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

9 Tips Menjadi Pemandu Acara Sukses

22 Juni 2018   18:53 Diperbarui: 22 Juni 2018   19:09 2025
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Mereka akan senang kalau nama atau jabatannya disebut, karena keberadaannya terasa diakui. Begitupun ketika nama atau kelompok peserta disebutkan, mereka akan senang juga. Oleh karenanya, MC harus koordinasi dengan panitia atau EO berkaitan dengan siapa tamu undangan, pengisi acara, atau peserta yang hadir pada acara yang dipandu.

Ketiga, miliki pengetahuan yang cukup tentang materi acara yang dipandu. Hal ini sangat penting untuk dikuasai. Jangan sampai seorang MC terlihat tidak menguasai acara, terlihat bingung di hadapan audience. Oleh karena itu, sebelum memandu acara, pelajari dulu hal-hal yang berkaitan acara yang akan dipandu. Misalnya, kalau mau memandu acara pernikahan, maka seorang MC minimal membaca tentang bab pernikahan, mencatat atau mengutip dalil-dali pernikahan baik yang ada pada Alquran atau hadits agar nyambung. Biasanya dalil-dalil tersebut dibaca pada saat membuka acara. Kalau tidak mampu menghapalnya, minimal telah menyiapkan catatan di kertas atau HP.

Keempat, miliki kemampuan menyusun acara. Hal ini penting agar acara dapat berjalan dengan lancar dan tertib, mulai dari acara pembuka, acara pokok, hingga acara penutup. Kalau ada pengisi acara seperti hiburan, MC harus jeli, pada sesi mana akan ditampilkan. Untuk masalah ini, MC harus koordinasi dengan panitia atau EO. Ada kalanya susunan acara sudah disiapkan oleh panitia atau EO. Dan H-1 biasanya ada latihan atau gladi dulu agar pada saat hari H acara dapat berjalan dengan lancar dan tertib, serta dapat mengukur waktu yang dibutuhkan dari sebuah pengisi acara yang akan ditampilkan.

Kelima, miliki kemampuan mengatur waktu. Ada kalanya waktu acara sempit, tapi waktunya terbatas. Oleh karena itu, MC harus mampu mengatur waktu agar semua acara yang telah dirancang dapat ditampilkan. Disamping molornya waktu dimulainya acara dari waktu yang telah ditentukan, hal yang dapat mengganggu ketertiban waktu acara adalah sambutan-sambutan. 

Sambutan sebaiknya hanya diberikan oleh pihak yang relevan, misalnya oleh kepala kantor atau ketua panitia, jangan terlalu banyak sambutan yang justru akan menyita banyak waktu dan membuat peserta yang hadir menjadi bosan. Kepada pihak yang memberi sambutan pun, MC bisa menyampaian waktu yang disediakan untuk sambutan, supaya tidak ngalor-ngidul kemana-mana. 

MC pun harus berani menolak jika ada acara yang ingin ditampilkan diluar yang telah ditetapkan sebelumnya, karena pasti akan mengganggu acara-acara yang lain, kecuali atas dasar informasi dari panitia atau EO ada perubahan atau pergantian acara.

Keenam, miliki etika sebagai pembawa acara. Seorang MC disamping harus tampil meyakinkan, penuh percaya diri, juga harus memiliki etika agar tidak kehilangan wibawa dan balik dicemooh undangan atau peserta yang hadir. Etika seorang seorang MC yang baik disamping dari pakaian yang sopan, juga dari sikap, perkataan, dan bahasa tubuh.

Mengawali acara dengan salam dengan wajah yang ramah dan sumringah tentunya akan disukai oleh orang-orang yang hadir pada acara tersebut. Perlu diperhatikan etika ketika menyapa, memanggil, atau mempersilakan tamu untuk masuk ruangan atau duduk di kursi yang telah disediakan, atau ketika diminta maju ke atas panggung. Jangan lupa mengucapkan terima kasih ketika audience menuruti permohonan MC atau setelah meminta tampil di atas panggung. Jangan segan-segan juga untuk mengajak audience  memberikan applause atas sebuah penampilan yang bagus dan mengesankan dari  seorang pengisi acara.

Ketujuh, memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Modal utama MC adalah kemampuan untuk berbicara di muka umum. Makanya ada ilmu public speaking dalam ilmu komunikasi. Seorang MC harus tenang dalam penampilannya, percaya diri, berbicara dengan santun, menyapa audience yang hadir. Disamping membacakan susunan acara, pandangan mata juga perlu tertuju kepada audience agar ada interaksi komunikatif, tidak hanya melihat teks susunan acara.

Seorang MC harus mampu mengatur nada dan intonasi suara. Jangan terlalu pelan, jangan pula terlalu keras, terkesan seperti orang yang sedang berteriak-teriak. Harus tahu kapan menggunakana nada suara yang rendah, sedang, dan tinggi. Ketika berganti dari satu acara kepada acara yang lain pun, MC bisa mengutip ayat suci, pendapat ahli, data, pribahasa, atau kata-kata mutiara yang relevan sebagai pemanis agar tidak terlalu membosankan.

Kalau MC-nya tim atau duet, harus "tik-tok", jangan terlihat canggung dan tidak lancar berinteraksi. MC duet harus mampu saling mengisi, mampu saling melengkapi, dan mampu berbagi peran. Jangan terkesan ada yang lebih dominan atau timpang, ada yang terlihat menguasai panggung, tapi ada yang terlihat kurang menguasai panggung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun