Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sikap Negarawan Dedi Mulyadi

7 November 2017   06:36 Diperbarui: 7 November 2017   12:23 1041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

SIKAP NEGARAWAN DEDI MULYADI

Oleh:

IDRIS APANDI

(Pemerhati Masalah Sosial Politik)

DPP partai Golkar secara resmi merekomendasikan Ridwan Kamil (RK) dan Daniel Muttaqien sebagai pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023. Dengan demikian, harapan Dedi Mulyadi (DM) yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Jabar untuk diusung menjadi cagub Jabar oleh partai sendiri tertutup sudah.

Proses pemberian rekomendasi cagub dan cawagub Jabar dari partai Golkar begitu alot, setelah sebelumnya muncul surat dukungan terhadap RK yang kemudian dinyatakan bahwa surat tersebut bodong. Akibatnya, DM pun melaporkannya ke Polda Jabar. Sebelumnya juga muncul pengakuan dari DM bahwa tidak kunjung keluarnya surat rekomendasi bagi dirinya menjadi cagub Jabar dari DPP Partai Golkar karena dia tidak mampu membayar "mahar politik" sebesar 10 milyar.

Suara-suara kader Golkar Jabar yang meminta surat rekomendasi dukungan terhadap DM berakhir kecewa, karena partai Golkar justru bukan merekomendasikan DM yang secara de facto telah "berdarah-darah" membesarkan partai Golkar di Jabar sekaligus juga kader potensial untuk jadi Gubernur Jabar, tetapi justru merekomendasikan RK, Walikota Bandung yang bukan kader Golkar.

Elektabilitas RK yang berada di atas DM menjadi alasan utama mengapa akhirnya DPP partai Golkar lebih merekomendasikan RK daripada DM sang "anak kandung" Golkar.  Berdasarkan survei Poltracking Indonesia pada Juni lalu, Emil berada di peringkat pertama dengan angka 21,38 persen. Sedangkan Dedi Mulyadi berada di posisi kedua di angka 4,88 persen. DPP Partai Golkar juga merekomendasikan nama Daniel Muttaqien, anggota DPR-RI yang berasal dari partai Golkar dan juga anak dari Irianto Syafiuddin atau akrab disebut Yance, mantan ketua DPD Partai Golkar Jabar.

Politik praktis memang ujung-ujungnya adalah urusan peluang menang-kalah karena orientasi partai politik bukan hanya sebagai alat memperjuangkan ideologi atau idealisme, tetapi sebagai kendaraan untuk mencapai kekuasaan. Oleh karena itu, meskipun bukan kader sendiri yang bisa dijagokan, atau ketika ada figur yang lebih berpotensi menang, maka figur itulah yang akan dipilihnya. Hal tersebut itulah yang semakin memperkuat anggapan orang awam bahwa dalam dunia politik tidak ada kawan atau lawan yang abadi, tetapi hanya kepentingan yang abadi.

Secara manusiawi, adalah wajar ketika DM, kader partai Golkar Jabar, dan pendukungnya kecewa dengan keputusan DPP partai Golkar tersebut. Mereka menganggap bahwa DPP partai Golkar tidak mau mendengar aspirasi kadernya di daerah yang sudah siap berjuang dan berjibaku memenangkan DM menjadi Jabar 1.

Jauh-jauh hari, DM beserta pendukungnya sebenarnya telah bergerilya dan melakukan sosialisasi rencana pencalonannya sebagai gubernur Jabar, tetapi kenyataan berbicara lain. DPP Partai berlambang pohon beringin tersebut lebih memilih RK dibandingkan DM. Prestasinya sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode tidak menjadikannya sosok yang diusung partainya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun