Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Literasi Kreatif

6 Oktober 2017   12:47 Diperbarui: 6 Oktober 2017   13:14 4487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh:

IDRIS APANDI

(Widyaiswara LPMP Jawa Barat, Ketua Komunitas Pegiat Literasi Jabar)

 

Saat sejak tahun 2015 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memprogramkan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan minat baca siswa. Hasil studi UNESCO tahun 2012 menyatakan bahwa minat baca Indonesia sebesar 0,001, artinya, dari 1000 orang hanya 1 orang yang memiliki minat baca. Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Indonesia persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61) . (Kompas, 29/08/2016).

Berbagai upaya telah dilakukan untuk membangun budaya literasi di sekolah. antara lain pembiasaan membaca 15 menit sebelum pembelajaran. Selain itu, juga melaksanakan aktivitas membaca secara massal, membaca senyap, menyampaikan laporan bacaan, dan sebagainya.

Setelah kurang lebih tiga tahun berjalan, semangat membangun budaya literasi semakin tumbuh, bukan hanya di kalangan siswa, tetapi juga di kalangan guru, karena literasi bukan hanya diinstruksikan oleh guru kepada siswa, tetapi juga harus diberikan contoh nyata. Berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar, workshop,dan sebagainya diselenggarakan baik oleh pemerintah, organisasi profesi guru, dan lembaga swadaya, masyarakat. Pemerintah pun menyelenggarakan berbagai lomba untuk menarik minat guru menulis.

Kreatif

Berbagai upaya yang dilakukan untuk membangun budaya literasi tentunya perlu disambut baik. Walau demikian, untuk semakin menarik minat baca, tentunya diperlukan kreatifitas, karena membangun minat baca bukan hal yang mudah ditengah godaan gadget dan tayangan TV yang kurang mendidik. Belum lagi budaya lisan yang masih kuat di tengah masyarakat kita.

Literasi bukan hanya diidentikkan dengan aktivitas membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan untuk memahami berbagai isu dan persoalan yang ada dalam kehidupannya, serta kemampuannya dalam memecahkan masalah. Menurut UNESCO, pemahaman orang tentang literasi sangat dipengaruhi oleh penelitian akademik, institusi, konteks nasional, nilai-nilai budaya, dan pengalaman.

Kalau literasi hanya dibatasi pada aktivitas membaca buku dan menulis, hal ini hanya akan banyak ditemukan di sekolah dan perpustakaan, sedangkan di masyarakat secara umum, tidak mudah melihat ada warga yang aktif membaca karena sibuk dengan aktivitas atau pekerjaannnya. Oleh karena itu, pengertian literasi harus lebih diperluas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun