Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Batik dan Pendidikan Karakter

2 Oktober 2017   13:03 Diperbarui: 2 Oktober 2017   13:11 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Bertepatan dengan peringatan hari tersebut, seluruh bangsa Indonesia diimbau untuk memakai batik sebagai bentuk ikut memeriahkan, dukungan, sekaligus promosi batik sebagai salah satu ikon pariwisata kepada dunia.

Setelah diajukan pada tahun 2008, maka tanggal 2 Oktober 2009 menjadi hari bersejarah bagi bagi bangsa Indonesia karena United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) meresmikan batik sebagai salah satu warisan dunia yang dimiliki oleh Indonesia. Hal ini tentunya menjadi satu kebanggaan tersendiri mengingat ada beberapa karya seni dan budaya Indonesia yang suka diklaim negara tetangga seperti Malaysia.

Para pemimpin negara, mulai dari Nelson Mandela sampai dengan Barack Obama telah mengenakannya. Begitu pun para artis mancanegara, mulai dari artis Eropa, Amerika, hingga Korea memakai batik. Batik ini tidak lagi dianggap sebagai pakaian tradisional, tetapi juga telah menjadi pakaian yang dapat disesuaian dengan perkembangan model pakaian kontemporer.

Menurut saya, batik bukan hanya sekedar pakaian. Dalam konteks pendidikan, ada beberapa nilai yang dapat dijadikan sebagai sarana pendidikan karakter, antara lain: (1) kreativitas, (2) Ketekunan, (3) Keindahan, (4) Cinta Tanah Air, (5) Mencintai Budaya Lokal, dan (6) Jiwa Wirausaha.

Kreativitas

Batik adalah hasil kreativitas. Sudah ribuan desain dan model yang dibuat. Hal tersebut tentunya bukan hal yang mudah. Butuh pemikiran dan eksplorasi ide yang luar biasa. Ide itu mahal dan tidak semua orang mampu melakukannya. Hanya orang-orang tertentu saja yang mampu melakukannya, dan harus memiliki jiwa seni yang tinggi. Kreativitas harus terus dikembangkan agar konsumen tidak bosan dan agar terus dapat bersaing di tengah persangan yang semakin ketat.

Ketekunan

Suatu waktu, saya memperhatikan seorang pembatik yang tengah membuat batik tulis. Dia begitu tekun, fokus pada pekerjaannya, meski memerlukan waktu yang cukup lama. Proses pembuatan batik tulis bisa berbulan-bulan. Oleh karena itu, harganya wajar kalau lebih mahal dari batik yang dicetak.

Keindahan

Desain batik selalu memperlihatkan keindahan. Mampu menambah kepercayaan diri bagi yang menggunakannya. Motif-motifnya sangat beragam. Ada yang memperlihatkan nuansa alam, karakter daerah, etnik, disertai dengan warna-warna yang menarik dan unik. Batik sudah masuk ke fashion show, dan para model begitu bangga menjadi model iklan batik.

Cinta Tanah Air

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun