Mohon tunggu...
IDRIS APANDI
IDRIS APANDI Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat bacaan dan tulisan

Pemelajar sepanjang hayat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kurikulum Pendidikan yang Bersenyawa dengan Alam

3 Agustus 2016   01:37 Diperbarui: 3 Agustus 2016   11:42 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang siswa SDN Kahuripan Pajajaran Purwakarta berjalan melewati sawah yang ada di sekolah tersebut. (Foto : Dokpri)

Pohon, bunga, sawah, padi, dan hewan ternak yang ada di sekolah itu bukan hanya fasilitas pelengkap saja, tetapi merupakan bagian tidak terpisahkan dari kurikulum pendidikan pada sekolah tersebut. Pendirian sekolah ini diilhami oleh gagasan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang ingin mendirikan sekolah yang menonjolkan karakter kesundaan dan bernuansa pedesaan.

Sawah yang terdapat di lingkungan sekolah. (Foto : Dokpri).
Sawah yang terdapat di lingkungan sekolah. (Foto : Dokpri).
Fasilitas-fasilitas di atas tersebut oleh guru suka dijadikan sebagai tempat belajar, sumber belajar, atau media pembelajaran. Intinya, belajar dari alam atau lingkungan. Belajar secara kontekstual, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali ilmu dan pengalaman dari kehidupannya.

Seorang siswa menangkap kepiting dari sawah. (Foto : Dokpri)
Seorang siswa menangkap kepiting dari sawah. (Foto : Dokpri)
Sesuai dengan keinginan Kang Dedi, sekolah ini harus menjadi representasi kurikulum pendidikan yang bersenyawa dengan alam. Anak-anak diperkenalkan kepada dunia pertanian. Mereka diajak untuk menanam padi dan memanennya. 

Mereka tidak harus selalu menjadi petani, tetapi mereka diberikan pemahaman bahwa padi adalah makanan pokok bangsa Indonesia, akrab dengan lumpur sawah, kalau istilah Sunda jangan sampai jéjérégéd (takut) memasukkan kaki ke lumpur. Kita harus berterima kasih kepada petani karena karena jasa petani, kita bisa makan nasi.

Sejumlah siswa sedang mencuci tangan pada air yang mengalir jernih. (Foto : Dokpri)
Sejumlah siswa sedang mencuci tangan pada air yang mengalir jernih. (Foto : Dokpri)
Dari air, siswa belajar tentang pentingnya air dalam kehidupan, air sebagai sumber kehidupan, pentingnya menjaga ketersediaan sumber air, dan pentingnya menggunakan air secara bijak. Siswa diajak untuk beternak ikan, ayam, atau kambing tujuannya untuk memperkenalkan dunia peternakan sebagai salah satu sumber protein. Protein sangat berperan dalam pertumbuhan tubuh. 

Di kalangan masyarakat sunda, laki-laki harus tahu dan dapat memelihara hewan ternak karena disamping menjadi sumber makanan juga bisa jadi sumber usaha. Dengan memelihara hewan ternak seperti kambing, Kang Dedi memimpikan suatu saat di Purwakarta orang tidak lagi antri daging kurban, tetapi justru berkurban.

Dua orang siswa sedang memberikan makan kambing. (Foto : Dokpri)
Dua orang siswa sedang memberikan makan kambing. (Foto : Dokpri)
Dalam konteks pembelajaran tematik di SD, dari sawah saja, seorang siswa bisa belajar beragam mata pelajaran, antara lain matematika, bahasa Indonesia, IPA, IPS, seni budaya, prakarya, dan bahasa Sunda. Pada muatan mapel matematika, misalnya siswa diminta untuk menghitung jumlah tangkai pada satu gunduk padi, terus menghitung jumlah padi pada tiap tangkai, sampai bisa menghitung berapa kilogram atau berapa kuintal padi yang dihasilkan dari satu petak sawah. Oleh karena itu, guru diharapkan secara kreatif mengembangkan tema dari sawah tersebut pada berbagai muatan mapel yang relevan.

Penulis berfoto di depan salah satu kelas. (Foto : Dokpri).
Penulis berfoto di depan salah satu kelas. (Foto : Dokpri).
Bagi Saya, kurikulum pendidikan yang dijalankan di SDN dan SMPN Satu Atap Kahuripan Pajajaran adalah kurikulum pendidikan yang menggabungkan antara kurikulum dari pemerintah pusat dengan kurikulum daerah. Mensenyawakan jiwa siswa dengan tanah, air, angin, dan udara sebagai unsur kehidupan manusia. Selain itu terintegrasikan juga pendidikan karakter, pendidikan lingkungan hidup, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan kewirausahaan kepada setiap siswa. Luar biasa.

Penulis, Praktisi Pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun