Mohon tunggu...
Rial Roja
Rial Roja Mohon Tunggu... Digital Marketing/Content Writer

Mari berbagi cerita dan inspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Anak Muda Pilih Bank Digital, Generasi Tua Siap Beradaptasi?

3 Mei 2025   11:30 Diperbarui: 3 Mei 2025   11:30 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Kartu Kredit (Sumber: Pixabay/TheDigitalWay)

Jika Anda bertanya kepada anak muda saat ini tentang pembukaan rekening bank, kemungkinan besar mereka akan berkata, "Buat apa repot-repot ke bank? Saya bisa melakukannya langsung dari ponsel." Dunia perbankan memang tengah mengalami transformasi yang signifikan. Lewatlah sudah masa-masa antrean panjang dan tumpukan dokumen, kini yang perlu Anda lakukan hanyalah memasang aplikasi, berswafoto, dan akun Anda dapat diaktifkan dalam hitungan menit.

Inilah era perbankan digital, yang secara bertahap menjadi pilihan yang disukai oleh generasi muda. Namun, ada satu kelompok yang tampaknya tertinggal dalam tren ini: orang tua kita. Mereka tumbuh besar dengan buku tabungan, ATM, dan teller bank berseragam biru. Jadi, seiring dengan semakin percaya diri anak muda terhadap perbankan digital, apakah generasi yang lebih tua siap beradaptasi? Atau akankah mereka tertinggal dalam gelombang transformasi keuangan digital?

Bank Digital: Simpel, Cepat, dan Tanpa Drama

Anak muda, terutama generasi milenial dan Gen Z, punya satu karakteristik yang cukup konsisten: mereka tidak suka ribet. Inilah kenapa bank digital langsung jadi favorit. Semua serba instan, transparan, dan user-friendly. Mulai dari buka rekening, transfer, sampai investasi, bisa dilakukan dari satu aplikasi.

Selain itu, bank digital juga menawarkan fitur-fitur yang relevan dengan gaya hidup kekinian. Ada yang kasih cashback belanja, fitur budgeting otomatis, sampai integrasi dengan e-wallet dan aplikasi kripto. Ini bukan cuma soal keuangan, tapi soal gaya hidup modern yang makin praktis.

Makanya gak heran kalau bank digital jadi pilihan utama. Bukan cuma karena mereka tidak punya cabang fisik, tapi karena mereka tahu apa yang dibutuhkan anak muda: kecepatan, kenyamanan, dan kontrol penuh atas keuangan pribadi.

Generasi Tua dan Sentuhan Emosional pada Bank Konvensional

Di sisi lain, generasi tua punya ikatan yang lebih emosional dengan bank konvensional. Mereka percaya pada interaksi langsung. Bertemu teller, mencetak buku tabungan, bahkan ngobrol soal deposito dengan customer service adalah hal yang memberi rasa aman.

Bagi mereka, uang itu bukan sekadar angka di layar, tapi sesuatu yang nyata, yang bisa dipegang. Maka tak heran jika sebagian dari mereka masih merasa ragu terhadap konsep bank yang "tak terlihat." Apalagi dengan berita soal penipuan digital yang sering berseliweran, rasa curiga itu makin kuat.

Namun, menariknya, bukan berarti mereka menolak perubahan. Beberapa dari mereka mulai mengenal mobile banking, pelan-pelan pindah ke transaksi digital, dan bahkan ikut top-up e-wallet. Tapi tetap, proses adaptasinya tidak secepat anak-anak muda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun