Mohon tunggu...
Mh Firdaus
Mh Firdaus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Penulis dan Traveller amatir. klick: www.nyambi-traveller.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Hinako, Pulau yang Elok dan Ramah

16 Mei 2021   09:57 Diperbarui: 16 Mei 2021   10:21 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terbenamnya sinar matahari sore hari merupakan panorama indah bagai lukisan di atas kanvas kehidupan. Nyiur angin laut sore hari menambah syahdu penorama menjelang petang. Pelepah pohon kelapa yang jatuh di pinggir pantai, seringkali menjadi hunian kepiting dan udang serta berbagai jenis ikan laut lain.

Bila malam menjelang, berbagai bintang di langit berwarna warni laksana lampu raksasa. Seperti suasana kampung di zaman dahulu, dimana kemurnian ekologi membuat langit malam penuh bintang.

 Peris itulah suasana malam di pulau Hinako. Meski supplai listrik PLN (perusahaan listrik negaa) belum mengaliri pulau, namun limpahan cahaya bintang dan bulan seolah menyirami alam.

 Sementara di lorong jalan, terlihat nelayan berangkat ke laut mencari ikan, kepiting, lobster, dsb. Mereka kembali ke rumah saat pagi menjelang dengan keranda penuh hasil laut.   

Kejernihan air dan deretan batu karang menjadi rumah nyaman biota laut/Dokpri
Kejernihan air dan deretan batu karang menjadi rumah nyaman biota laut/Dokpri
Sayang, keindahan dan kesuburan pulau belum mengetuk para pemimpin untuk mengolahnya sebagai berkah pembangunan. Pengamatan sekilasku, belum banyak gagasan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 

Terbukti, panel surya di pulau hampir dua tahun macet. Sebabnya, pemakaian setiap rumah tangga melebihi aturan pemakaian. Hingga kini belum ada inisaitif dari siapa pun untuk memperbaiki. Dulu ada aturan iuran pemakaian panel surya, namun hingga kini tak jelas pengelolannya. Itulah cerita seorang warga kepada penulis.

Hal sama dengan pengelolaan air bersih. Kini sedang musim kering. Kontur tanah yang berbatu membuat pengambilan air melalui pipa pengeboran harus dalam. Sumur-sumur penduduk mengering. 

Meski begitu di beberapa titik, air masih menyembur deras melalui sumur bor dengan pompa. Terlihat anak-anak dan orang dewasa mengantri mengambil air bersih. Pertanyaanku, kenapa tidak ada inisiatif untuk menyedot air dan ditampung di embung besar, sehingga warga mengambilnya dengan mudah.

Intinya, masyarakat pulau ingin perubahan ke arah hidup lebih baik. Semoga kehadiran inisiatif dari luar (seperti Pesada dan ASPPUK) mempercepat kemajuan pembangunan di sana. 

Keindahan pulau Hinako sejatinya memberi manfaat banyak orang. Tidak saja bagi wisatawan yang akan hadir menikmati liburan, namun juga penduduk lokal. Terutama tingkat kesejahteraan dan kebahagian warganya dengan nilai-nilai luhur yang baik. Semoga

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun