Mohon tunggu...
Idna Nawfa
Idna Nawfa Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis, Pebisnis dan Sastrawan

"Gagal, Ulangi; Salah, Perbaiki; Berhenti, Mati".

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dualitas Ide, "Menterjemahkan Pemikiran Plato"

15 Agustus 2019   03:09 Diperbarui: 24 Juni 2021   09:20 3367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konstelasi kehidupan, manusia selalu dapat menemukan arah dan petunjuk untuk bisa membuat sebuah kerangka tujuan. Banyak metode yang di suguhkan agar manusia mendapati suatu titik eksistensial yang ingin di capainya. 

Hal itu dapat di wujudkan melalui kejadian suatu peristiwa, pergulatan akal, kontemplasi, atau melalui ide. 

Dan hal yang paling sulit dari adanya perwujudan sebuah ide adalah mencari. Sebab pada banyak kasus, bahwa sebagian besar orang bisa menemukan "ide" nya secara kebetulan atau tiba-tiba. 

Dan sedikit sekali orang yang menemukan ide secara independen atas usahanya sendiri. Sebab mencari, berarti memaksakan akal untuk arogan. Dan mungkin hal itu menjadi salah satu alasan kenapa kita sulit untuk mencari ide dan cenderung ide yang lebih mencari kita (di saat yang tidak di duga-duga). Karena ide, tidak suka terhadap cara-cara yang arogan. 

Baca juga: Khora dan Pharmakon dalam Tulisan Plato

Bicara soal ide, pernahkah kita terbersit bagaimana ide itu bisa lahir? Siapa sih yang melahirkannya? Atau bahkan apa itu ide sebenarnya? Setidaknya ada dua pengertian yang berbeda mengenai (dunia) ide yang selama ini kita kenal, dengan (dunia) ide yang seharusnya kita kenal. 

Menurut seorang filsuf Yunani bernama Plato, ide merupakan sesuatu yang memimpin pemikiran manusia. Ide bukanlah hasil pemikiran subjektif, melainkan ide itu objektif. Ide lepas dari subjek yang berpikir. 

Meski pun tiap orang berbeda dengan orang yang lain, atau tidak ada orang yang persis sama meski pun ia anak kembar, tetap saja orang adalah manusia.

Inilah idenya yang tak berubah itu. Adanya suatu pengamatan dan pengungkapan yang serba bervariasi dan berubah itu merupakan pengungkapan atas ide yang tidak berubah. Orang bisa mengamati satu benda yang sama tetapi masing-masing orang punya pendapat lain.

Konsep ide (idea) Plato sesungguhnya merupakan lanjutan dari gagasan gurunya, yakni Socrates yang mengajarinya tentang definisi. Dalam pengertian ini, tentu saja ide yang digagas Plato bukan bermakna gagasan atau tanggapan yang berbasis pada pemikiran.

Ide menurut Plato, tidak diciptakan dan tidak tergantung kepada manusia. Ide Plato bersifat immaterial, bersifat abadi dan tidak berubah.  Ide menurut Plato sudah ada bahkan sebelum manusia diciptakan. Ia berdiri sendiri dan terlepas dari manusia yang fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun