Mohon tunggu...
Ikedian Puspita
Ikedian Puspita Mohon Tunggu... Penulis - Ibu Rumah Tangga

suka selfie, moto hidup : selalu bertumbuh, be positive, be you

Selanjutnya

Tutup

Diary

It's Okay To Be Not Okay

18 April 2021   21:27 Diperbarui: 18 April 2021   22:01 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by NEOSiAM 2021 from Pexels 

Buat penggemar drama korea (drakor), mungkin pernah menonton drakor dengan judul yang sama seperti judul artikel ini. Drakor It's Okay to be not okay berkisah tentang hubungan asmara yang tidak biasa antara dua orang yang akhirnya saling menyembuhkan luka emosional dan psikologis satu sama lain. 

Seringkali kita membalut diri dengan kepalsuan hanya demi terlihat menyenangkan bagi orang lain atau untuk menutupi perasaan kita yang sebenarnya. Entah kita ingin terlihat tegar di mata orang lain atau tidak ingin merasa dikasihani oleh orang lain, atau bisa jadi kita ingin tampak baik-baik saja dan dianggap menyenangkan bagi orang lain. Situasi itulah yang dialami para tokoh drakor di atas. Tapi saya sedang tidak ingin membahas drakor itu di tulisan ini ya :)

Pernah ditinggalin pacar?

Pernah di PHP in calon pacar?

Pernah merindu seseorang tapi ternyata orang itu enggak membalas cinta kita karena sudah berdua dengan yang lain?

Duh, sakit ya. Rasanya ambyar seambyar-ambyarnya ya kan. Tapi yang sering kita lakukan adalah berusaha tampak tegar dan kuat di tengah badai perasaan yang sedang berlangsung dan bilang aku ora popo.

It's okay to be not okay ....

Enggak enak banget rasanya saat kita harus berakting bahagia dan gembira ketika hati kita terasa sakit dan pedih. Di tingkatan psikologi yang lebih jauh lagi bahkan bisa menimbulkan trauma mendalam di kehidupan kita. Sehingga menghambat perkembangan diri maupun kehidupan sosial kita.

It's okay to be not okay, kawan. 

Setidaknya kita berusaha untuk jujur pada diri sendiri; karena berbohong itu enggak enak, meskipun berbohong pada diri sendiri. Mengakui bahwa kita merasa lemah dan kecewa menandakan bahwa kita ini memang adalah manusia biasa, yang bisa merasakan sedih, kecewa, marah bahkan ambyar sekalipun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun