Mohon tunggu...
Idham FazikhLubab
Idham FazikhLubab Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas darussalam Gontor

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisa Awalmula Penyebab Invasi Rusia Terhadap Ukraina Pasca Aneksasi Kremea

28 September 2022   22:15 Diperbarui: 28 September 2022   22:21 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Semenjak beberapa tahun belakangan ini konflik antara rusia dan ukraina Kembali memanas dan menjadi perbincangan besar, terbukti pada 24 februari 2022 tepatnya pada kamis pagi waktu setempat Vladimer putin telah mendekralaksikan perang terhadap Ukraina putin pun menginstruksikan penyerangan melalui darat udara maupun laut,  serangan itupun di sertai rudal yang mengarah ke arah wilayah Ukraina pasukan Rusia pun mulai menyerang pusat-pusat kota dan mendekati ibukota kiev sehingga memaksa penduduk untuk mengungsi .

 Jika kita kaji lebih mendalam mengapa Rusia menginvasi Ukraina, dapat kita lihat bahwa sejak sebelum Rusia menginvasi Ukraina Vladimir putin telah menyiapka pasukannya yang terdiri dari sekitar 200.000 tentara bersama dengan arceleri dan perlengkapan perang yang mereka miliki, jumlah ini pun sama dengan seluruh tantara yang di miliki Ukraina saat ini , terlepas dari itu pemerintah Rusia telah mendereklasasikan dua kemerdekaan separatis Rusia di Ukraina yaitu Donetsk dan Luhanks, ini sama halnya ketika rusia menganeksasi Sebagian wilayah gorgia, 8 tahun sebelum terjadinya penganeksasian Krimia, dan jika kita lebih cermati tantara rusaia yang telah memenuhi semenanjung Krimia menandakan bahwasanya Rusia telah benar-benar mengepung Ukraina dan hal ini akan memicu konflik terbesar di Eropa setelah perang dunia kedua.

Terjadinya Invasi yang terjadi pada saat ini tidak lain dari keinginan Vladimir putin yang ingin mempertahan kan kekuatan negaranya tanpa ancaman dari negara-negara uni Eropa (Nato), dan keinginan untuk menyatukan Kembali Uni Soviet, setelah pecahnya uni soviet terjadi perang dingin antara dua kubu yaitu Nato dan Parta Warsawa,

Dari sudut pandang Rusia Parta warsawa menjadi penyangga pertahanan mereka dari kubu Nato selama perang dingin. Jika kita lihat secara sekilas bahwa Rusia ingin memperluas kekuasaannya sampai ke daerah barat untuk memperkecil ruang serang barat jika terjadi peperangan, namun yang ditakuti Rusia adalah celah yang ada pada Laut Hitam dan daerah sempit yang berada pada dataran Eropa Utara namun situasi saat ini jauh berbeda di mana anggota parta Warsawa lebih memilih untuk bergabung dengan Nato inilah sebabnya megapa Rusia menginvasi Ukraina, dan saat ini Rusia membuat aliansi pertahanan yang di kenal dengan CSTO yang beranggotakan Belarusia,Armenia dan Rusia itu sendiri berbeda dengan Ukraina kal itu yang lebih memilih netral diantara Nato dan Parta Warsawa, hal ini menjadi daya Tarik sendiri bagi Rusia jika Ukraina memilih bergabung dengan CSTO yang akan memperkuat pertahanan mereka, namun permasalahan saat ini Ukraina lebih memilih Masuk ke Nato hal ini yang membuat Rusia geram dan menginvasi Ukraina, salain itu netralnya Ukraina sanagat penting untuk keseimbangan pertahanan Rusia 

Jika kita lihat dari pohon konflik maka akan muncul analisis seperti berikut:

  • Daun Konflik: Invasi dan penyerangan yang terus-menerus dilakukan oleh Rusia ke wilayah ukraina berupa serangan militer bahkan peluncuran rudal di beberapa wilayah Ukraina.
  • Dahan Konflik: Invasi Rusia terhadap Ukraina akibat keinginan Ukraian bergabung dengan Nato.
  • Akar Konflik: kekhawatiran Rusia terhadap Nato yang semakin berkuasa di eropa timur yang mengancam kedaulatan Rusia

Disamping itu merujuk pada Piagam PBB pasal 2 ayat 4 artikel dan menegaskan bahwa menjadi kewajiban negara untuk menyelesaikan konflik internasional menggunakan cara cara damai dan negara dilarang menggunakan kekuatan militer, kekerasan, ancaman terhadap negara lain terkait deaina Pangan integritas teritorial dan kemerdekaan politiknya . Hal yang telah dilakukan kedua negara saat ini adalah negosiasi yang belem menemukan titik terang antara keduanya sehingga peperangan antara keduanya masih belum bisa di selesaikan di sini Johan Galtung berpendapat bahwa ada tiga cara yang bisa digunakan untuk proses resolusi konflik. Salah satu yang di usulkan adalah resolusi konflik melalui proses peacemaking, peacekeeping, dan peace building. Ketiga model tersebut merupakan suatu rangkaian proses resolusi konflik yang memiliki tujuan untuk mewujudkan perdamaian jangka panjang meskipun pada setiap model memiliki dimensi yang berbeda antara satu dan lainnya.

  • Yang pertama adalah peacemaking. Menurut Johan Galtung, perdamaian atau resolusi konflik dapat diciptakan dengan usaha negosiasi yang dilakukan antara pihak yang berkonflik.
  • Yang kedua peacekeeping. Peacekeeping merupakan proses penjagaan keamanan agar tidak menimbulakan konflik terbuka antara pihak yang terlibat konflik. Tujuannya antara lain agar membendung konflik dengan kekerasan agar dampaknya tidak meluas dan semakin parah. Dengan terhentinya konflik terbuka, maka penerapan upaya resolusi konflik jangka panjang akan lebih mudah untuk diimplementasikan.
  • Yang terakhir adalah peace building. Peace building adalah merupakan strategi yang digunakan untuk mengembalikan keadaan destruktif akibat dari kekerasan yang terjadi dalam konflik dengan cara membangun kembali komunikasi antara pihak yang berkonflik 

Jiak kiat lihat dari sebuah konsep atau teori disini penulis akan menggunakan konsep keamanan nasional. Konsep keamanan nasional tersebut didefinisikan sebagai suatu hal yang berkaitan dengan usaha untuk bebas dari ancaman serta kemampuan suatu negara dan masyarakat untuk mempertahankan identitas independen dan integritas fungsional mereka dalam menghadapi kekuatan pengubah (forces of change) yang mereka pandang sebagai musuh. Keamanan merupakan produk kombinasi dua faktor yang tidak dapat dipisahkan: ancaman (threat) dan kerentanan (vulnerabilities) konsep ini yang dapat kita lihat di mana Rusia yang ingin mempertahankan kedudukan meraka dan menghindari ancaman dari Nato yang mulai mngusai Eropa barat

Resolusi yang muncul dari analisa realisme di atas Saling memahami dalam kepentingan setiap negara, perlu di perhatikan dalam menyelesaikan masalah ini, seperti yang ada pada Piagam PBB artikel dan menegaskan bahwa menjadi kewajiban negara untuk menyelesaikan konflik internasional menggunakan cara cara damai dan negara dilarang menggunakan kekuatan militer, kekerasan, ancaman terhadap negara lain terkait dengan integritas teritorial dan kemerdekaan politiknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun