Mohon tunggu...
Henri S. Sasmita
Henri S. Sasmita Mohon Tunggu... Lainnya - Pengajar

Enthusiasm in education | Pandu Digital | Enthusiastic about law, art, culture, society, and technology | henry@office.seamolec.org

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akankah The Silent Majority Berbicara?

14 Mei 2019   06:47 Diperbarui: 14 Mei 2019   06:58 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

The silent majority adalah sekelompok besar orang yang tidak mengungkapkan pendapat mereka di depan umum.  Istilah tersebut  dipopulerkan oleh Presiden AS Richard Nixon dalam pidato pada tanggal 3 November 1969, di mana Nixon berkata, "Let historians not record that when America was the most powerful nation in the world we passed on the other side of the road and allowed the last hopes for peace and freedom of millions of people to be suffocated by the forces of totalitarianism.

And so tonight-to you, the great silent majority of my fellow Americans-I ask for your support. I pledged in my campaign for the Presidency to end the war in a way that we could win the peace. I have initiated a plan of action which will enable me to keep that pledge. Let us be united for peace. Let us also be united against defeat. Because let us understand: North Vietnam cannot defeat or humiliate the United States. Only Americans can do that". 

Penggunaan ini merujuk pada orang-orang Amerika yang tidak bergabung dalam demonstrasi besar menentang Perang Vietnam pada saat itu, yang tidak bergabung dalam tandingan, dan yang tidak berpartisipasi dalam wacana publik. Nixon bersama banyak orang lain melihat kelompok orang Amerika Tengah ini dibayangi media oleh minoritas yang lebih vokal.

The silent majority adalah sebagai kelompok orang terbesar, mereka tidak mengungkapkan pendapat mereka di depan umum dan mereka adalah orang-orang yang tidak bergabung dalam demonstrasi menentang apa pun, juga bukan milik budaya tandingan ataupun dari oposisi. Dan merekapun tidak berpartisipasi dalam wacana publik.  

Meskipun banyak yang tidak puas the silent majority ini tidak pernah berbicara di depan umum mereka bersembunyi di jejaring sosial  karena mengetahui itu adalah tempat yang aman untuk minum kopi  dan mengamati dari perilaku oposisi. Mereka tidak pernah berbicara untuk mendukung minoritas atau oposisi vokal yang gigih membela hak dan kebebasan mereka. Istilah nya "Ketika the silent majority membuka mulutnya, biasanya hanya menguap saja".

The silent majority telah menunjukkan bahwa mereka bersedia untuk melangkah ketika mereka dibutuhkan. Seperti kontrol sosial dalam membantu melaporkan pelaku ujaran kebencian yang sedang marak sekarang ini serta perhatian pada penghasutan maupun provokasi. 

The silent majority  sebenarnya tidak diam mereka  dapat menganalisa dan tergolong pasif dalam konteks tidak teriak-teriak menggunakan mulut mereka sendiri karena mereka mempunyai media untuk mengungkapkan aspirasi atau pemikiran mereka sendiri tidak bersuara lantang dan vokal. 

Bangsa ini membutuhkan kita semua untuk mendukung pembangunan yang sedang dilakukan oleh pemerintah termasuk dukungan aktif dari the silent majority karena kita tahu the silent majority adalah para pemikir yang tidak ingin ada kegaduhan dan kekacauan dinegeri ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun