Mohon tunggu...
Idei Khurnia Swasti
Idei Khurnia Swasti Mohon Tunggu... Dosen - a Life Learner - Psikolog Klinis

Mental health enthusiast dengan fokus pada human well-being, social support, dan positive communication.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Latar Belakang Keluarga: Apa Pengaruhnya pada Relasi Romantis Saat Ini?

18 Januari 2022   21:15 Diperbarui: 27 Januari 2022   08:37 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Gus Moretta on Unsplash   

Melanjutkan tulisan saya sebelumnya yang masih berkaitan dengan relasi romantis, kali ini saya akan membahas tentang riwayat keluarga. Kita tentunya sepakat bahwa keluarga berperan penting dalam pembentukan jati diri kita, bukan demikian? 

Pengalaman masa kecil kita berinteraksi dalam keluarga, misalnya, ternyata berpeluang untuk mendukung atau sebaliknya, justru melemahkan relasi romantis yang kita bangun pada saat kita dewasa (Masarik, Conger, Donnelian, & Stallings, 2014). Padahal, keterampilan berinteraksi interpersonal yang mumpuni akan sangat bermanfaat untuk kita dapat menjalin relasi romantis yang sehat dan berkualitas.

Sebuah hasil penelitian yang menarik dari Braithwaite, Dalevi, dan Fincham (2010) bahwa berkomitmen dalam relasi romantis yang sehat dapat meningkatkan kondisi kesehatan mental individu. Collibee dan Furman (2015) juga menemukan bahwa relasi romantis yang berkualitas pada masa dewasa awal dapat mengurangi internalizing symptoms seperti depresi dan kecemasan serta externalizing symptoms seperti penggunaan zat terlarang. Selanjutnya, komitmen tercipta apabila pasangan sudah yakin bahwa hubungannya akan bertahan dalam jangka waktu yang lama. 

Nah, tantangannya adalah membangun komitmen tidaklah semudah membalikkan telapan tangan. 

Mengapa demikian?

Keragu-raguan kerap menyelinap dalam benak individu ketika hendak meneguhkan komitmennya dalam sebuah relasi romantis. Jika individu merasa bahwa relasi yang dimilikinya itu problematik, maka besar kemungkinan timbul pertanyaan "Apakah hubungan ini akan berhasil?". Ketidakpuasan atas relasi yang dimiliki dapat menyebabkan relasi itu berkembang menjadi problematik atau bahkan kandas sebelum sampai pada komitmen perkawinan (Himawan, 2017). 

Kembali pada bahasan tentang family of origin, yaitu keluarga inti dari individu yang menjalin relasi romantis ini. 

Relasi romantis pada masa dewasa awal dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu keluarga inti atau boleh dibilang, jawaban dari pertanyaan "latar belakang keluarganya seperti apa sih?"

Menurut Bryant dan Conger (2002), proses interaksi yang terjadi dalam keluarga inti, baik yang positif maupun negatif, dapat mempengaruhi kualitas relasi romantis dewasa awal melalui perkembangan kognisi dan perilaku dalam relasi ini. Selanjutnya, perpisahan dan atau perceraian orangtua merupakan bentuk ketidakberfungsian keluarga yang mempengaruhi keberhasilan hubungan romantis anak di masa dewasanya (Anderson, dkk, 2014).

Data dari Mahkamah Agung (yang dilansir oleh Kominfo; https://www.kominfo.go.id/), perkara perceraian yang masuk ke pengadilan sepanjang Januari-Agustus 2020 lebih banyak disebabkan oleh perselisihan dan pertengkaran terus menerus pasangan suami istri, faktor ekonomi, dan satu pihak meninggalkan pihak yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun