Mohon tunggu...
Ida Syaida
Ida Syaida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Salatiga

Mengabadikan ide-ide pikiran dalam sebuah tulisan adalah salah satu hal yang ingin terus saya kembangkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menciptakan New Normal dengan Nilai Transformasi Gender

26 Juni 2022   21:27 Diperbarui: 26 Juni 2022   22:23 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandemi Covid-19 telah membawa dampak negatif ke berbagai aspek, tak terkecuali terhadap isu kesetaraan gender. Selama pandemi kasus ketidaksetaraan gender khususnya yang terjadi pada perempuan mengalami kenaikan. 

Rapid Gender Assessment (RGA) yang dilakukan oleh UN Women di Eropa dan Asia Tengah menemukan bahwa lebih dari 15% perempuan menganggur, 41% upah perempuan turun, dan jam kerja serta beban kerja rumah tangga perempuan selama pandemi bertambah. 

Tak hanya itu, selama pandemi kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), kasus kekerasan seksual maupun fisik, perkawinan usia anak, dan kasus putus sekolah juga mengalami peningkatan. 

Pandemi Covid-19 sampai saat ini belum bisa dikatakan berakhir, namun kehidupan harus terus berjalan. Untuk itu, masyarakat harus memulai beradaptasi dengan kebiasaan baru atau disebut new normal. New normal dalam konteks pandemi covid-19 adalah perubahan perilaku untuk tetap melakukan aktivitas normal dengan ditambah menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan virus. 

Lalu bagaimana cara menciptakan new normal dengan nilai transformasi gender? 

Transformasi gender adalah upaya liberasi (pembebasan) dari segala bentuk penindasan, baik secara struktural, personal, kelas, warna kulit, maupun ekonomi internasional. Oleh karena itu, transformasi pada era new normal perlu dilakukan dengan mengedepankan nilai transformasi gender dan memastikan tidak ada yang ditinggalkan, termasuk perempuan. 

Dalam workshop GLA (Girls Leadership Academy) yang diikuti penulis secara daring pada senin (11/4), Margianta SJD, selaku narasumber, menyampaikan ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan new normal dengan nilai transformasi gender diantaranya: 

Melakukan perubahan secara berkelanjutan terhadap norma gender yang diskriminatif dilevel individu, relasi, dan institusional; Memeriksa, mempertanyakan dan mengubah norma gender yang kaku dan ketimpangan kuasa; Mempromosikan kesetaraan gender; dan Mengatasi akar permasalahan kesetaraan gender dan relasi kuasa yang timpang (sosial, ekonomi, budaya maupun politik). 

Sampai saat ini perjuangan transformasi gender masih jauh dari kata selesai. Maka harus terus disuarakan, didukung dan diperjuangkan secara berkelanjutan. Baik perorangan, masyarakat, tokoh agama, pemerintah maupun pemangku kekuasaan harus terus mengedepankan kesetaraan gender bagi sesama. 

Sekali lagi, bahwa kesetaraan gender akan membawa maslahat untuk bersama. Maka harus terus dikedepankan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun