Woo-ri yang perawan disuruh aborsi oleh nenek dan ibunya dan dia pun sempat menginginkan untuk aborsi karena Woo-ri merasakan kesedihan menjadi anak yang dilahirkan di luar nikah tanpa pernah tahu siapa ayah kandungnya.
Woo-ri akhirnya memilih untuk melahirkan bayi yang dikandungnya. Pilihannya tersebut tentu saja menghadapi segala konsekwensinya.
Drama ini juga menceritakan masalah orang tuanya yang akhirnya bertemu kembali dan menyelesaikan konflik dan kesalahpahaman di waktu lalu kemudian bersatu menjadi keluarga utuh yang harmonis.
Drama ini memang ringan dibalut dengan sedikit komedi, jadi sedikit membantu mengatasi kebosanan menonton drama ini
Dan yang membuat saya bertahan terus untuk menontonnya sampai dengan selesai adalah rasa penasaran, siapakah pria yang akhirnya dipilih Woo-ri menjadi suaminya?
Untungnya pria yang dipilih Woo-ri menjadi suaminya adalah Lee Kang-jae, jadi sesuai harapan saya, Â kalau pilihan Woo-ri ternyata Raphael, sebagai penonton saya kecewa, hehehe.
Terapi pilihan Woo-ri tersebut justru menuai kritik dan kekecewaan para penonton yang lebih memilih Raphael, seorang pria kaya, ganteng, terlihat so manly dimata para wanita walaupun terkesan playboy ternyata digambarkan pria yang cukup baik hati.
Raphael adalah seorang pria yang pernah disukai Woo-ri di masa lalu jadi bisa dikatakan cinta pertama Woo-ri dan selalu diingat Woo-ri sampai sekarang, karena dengan Raphael dia melakukan ciuman pertama dan Raphael juga yang memberikan semangat kepada Woo-ri untuk menjadi penulis.
Tetapi menurut saya justru Lee Kang-jae lah pria yang tepat dijadikan sebagai seorang suami.
Penulis melalui tokoh utamanya, Oh Woo-ri  hendak memperlihatkan bagaimana memilih pria yang baik untuk dijadikan suami.
Kriteria-kriteria pria yang baik untuk dijadikan suami yang terdapat dalam diri Lee Kang-jae versi Oh Woo-ri adalah sebagai berikut: