Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dilema Berbelanja dengan Pedagang Langganan di Pasar

7 Oktober 2020   12:02 Diperbarui: 7 Oktober 2020   12:06 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pagi ini matahari  sudah bersinar terik walaupun jam masih menunjukkan pukul 08.30 Wib, saya sedang bersiap-siap pergi ke pasar kalangan yang letaknya sekitar beberapa ratus meter dari rumah saya.

Pasar kalangan yang berada dalam komplek perumahan dimana saya tinggal  hanya buka satu minggu sekali dan tak banyak pedagang berjualan disana.

Pukul 005.30 Wib biasa nya pedagang sudah datang dan bersiap-siap menggelar dagangannya.
Pukul 06.00 Wib biasanya pergunjung sudah ramai, maka saya sengaja datang ke pasar pukul 08.30 Wib karena biasanya pengunjung sudah sepi, sekaligus saya berjemur matahari pagi karena saya memang berjalan kaki ke pasar kalangan yang memang tak jauh itu.  Tapi resikonya  datang ke pasar pukul 08.30 Wib adalah biasanya saya sering tidak kebagian ikan lagi karena sudah habis tapi saya tidak kuatir ikan habis oleh karena  saya sudah memesan ikan dengan pedagang ikan langganan saya.

Di daerah saya tinggal ada dua pasar kalangan, pasar kalangan yang hanya buka setiap hari Senin itu berada di luar komplek perumahan tapi masih bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Dan pasar kalangan yang buka setiap hari Rabu berada dalam komplek perumahan dimana saya tinggal.
Beberapa pedagang yang berjualan di pasar kalangan hari Senin juga berjualan di pasar kalangan Rabu termasuk pedagang ikan langganan saya.

Selama ini kalau berbelanja ke pasar selalu setia berbelanja di pedagang langganan saya entah itu sayur. Ikan, buah, dsb. Jadi begitu ke pasar saya langsung menuju ke tempat langganan saya. Dasar saya setia berbelanja ke pedagang langganan saya adalah bukan hanya soal harga, walaupun terkadang harga  di langganan saya bisa lebih murah seribu atau dua ribu. Saya berbelanja ke pedagang langganan saya oleh karena keramahtamahan pedagang dan kesegaran sayur-mayur, ikan yang mereka jual.

Tapi beberapa waktu ini saya terusik dengan kebiasaan saya yang setia berbelanja dengan pedagang langganan saya karena saya menjadi tidak peka lagi dengan pedagang lainnya yang sepi padahal menjual barang dagangan yang sama dengan harga yang sama. Sementara pedagang langganan saya itu cukup laris.

Terkadang pedagang yang sepi itu menawarkan barang dagangannya tapi saya terlanjur membelinya di pedagang langganan saya, terkadang saya mampir sekedar membeli sebenarnya yang sebenarnya tidak begitu saya butuhkan, tapi terkadang saya abaikan tawaran pedagang lain tersebut karena kebetulan belanjaan saya sudah berat. Tapi saya terusik dengan ekspresi wajah mereka yang kecewa dan penuh harap dagangannya dibeli.

Maka ketika berbelanja ikan biasanya saya pesan untuk minggu berikutnya maka kali saya sengaja tidak pesan.

Saya datang ke pasar kalangan hari Senin pukul 09.00 Wib karena saya tahu pedagang ikan langganan saya itu biasanya sudah habis sehingga daya bisa membeli ikan di pedagang lainnya. Pedagang lain itu memang ikannya masih sangat banyak dan dia sangat senang sekali ketika saya membeli banyak ikan. Dan sayapun berbelanja sayur di berbagai pedagang, agak merepotkan saya sebenarnya tapi itu tadi tujuan saya untuk membeli di pedagang yang sepi pembeli.

Kadang saya seperti main kucing-kucingan dengan pedagang langganan saya, karena jika saya terlihat oleh mereka dan biasanya mereka memanggil,saya susah untuk menolak karena tidak keenakan.

Hari Senin kemarin, pedagang ikan langganan saya sudah mau pulang ketika melihat saya sedang berbelanja ikan datang menghampiri saya dan bertanya apakah saya mau pesan ikan untuk hari Rabu karena dia juga berjualan di pasar kalangan hari Rabu, saya sebenarnya ragu tapi karena tidak keenakan saya akhirnya memesan beberapa kilo ikan seperti biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun