Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Burukkah Menjadi Tua?

15 September 2019   21:50 Diperbarui: 15 September 2019   22:01 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini Sekolah Minggu gereja kami mengunjungi Panti Werdha atau Panti Jompo, yang ada di kota kami Palembang. Mengajak anak-anak sekolah minggu ke Panti Jompo adalah bertujuan mengajarkan Anak-anak Sekolah Minggu untuk memiliki kasih, keperdulian, dan perhatian kepada orang tua atau lansia yang tinggal di Panti Jompo.

dokpri
dokpri
Para lansia yang tinggal di Panti Jompo ini mempunyai berbagai cerita kenapa mereka bisa ada disana. Ada yang memang tidak memiliki keluarga sama sekali, atau ada yang memiliki keluarga tapi tidak mau merepotkan keluarganya, ada yang memang menginginkan tinggal di Panti Jompo karena di panti Jompo mempunyai teman-teman sesama lansia sehingga dapat memahami problem yang dihadapi sesama lansia.

dokpri
dokpri
Tapi hidup jauh dari keluarga ataupun tidak mempunyai keluarga dapat menimbulkan rasa sepi di hati para lansia yang tinggal di Panti Jompo, sehingga jika ada kunjungan dari orang-orang yang perduli kepada mereka dapat menjadi penghiburan buat para lansia ini bahwa mereka juga diperhatikan oleh orang lain.

dokpri
dokpri
Kondisi kesehatan para lansia ini bermacam-macam ada yang tetap sehat, tapi ada juga yang sakit. Dengan mengunjungi Panti Jompo, Anak-anak sekolah Minggu dapat melihat secara langsung kondisi para lansia, dan hal itu dapat menumbuhkan rasa kasih dan keperdulian anak-anak kepada orang tua yang sudah lansia. Mereka pun dapat lebih menghormati dan menghargai orang tua dan para lansia.

dokpri
dokpri
Para lansia ini dulu pernah melewati fase menjadi bayi, anak, remaja, dewasa. Dan akhirnya menjadi tua. Artinya para lansia tersebut pernah menjadi gagah, produktif dan karena usia ataupun sakit, tubuh mereka pun mulai melemah. Waktu itu berlalu dengan cepat, itulah yang dialami para lansia.

Saya masih ingat cerita ibu saya tentang masa remaja dia dulu, dan di akhir cerita tersebut, ibu saya katakan seperti baru kemarin saja dia mengalami masa remaja, padahal sekarang dia sudah tua. 

Pada saat ibu saya menceritakan hal itu, usianya masih 45 tahunan. Sekarang ibu saya ber usia 70 tahun. Waktu ibu saya bercerita tentang masa remajanya itupun seperti baru kemarin padahal sudah diceritakan 25 tahun yang lalu.

Jadi setiap orang pasti menjadi tua, siap atau tidak siap ketika Tuhan memberikan seseorang panjang umur akan melewati fase menjadi tua. Seseorang pasti berharap panjang umur dan sehat, tapi untuk menjadi tua, mungkin secara tidak sadar banyak orang yang menolaknya karena takut menjadi tua.

Kenapa saya katakan banyak yang menolak untuk menjadi tua? Karena menjadi tua itu artinya tubuh kita mulai melemah, tulang-tulang kita mulai merapuh, kulit wajah kita mulai mengendur, dan berkeriput, mata, alis, mulai turun, kantong mata kita mulai membesar dan lainnya sebagainya.

Dan tidak semua orang siap untuk menerima hal itu, bahkan untuk terlihat muda banyak orang yang melakukan treatment di klinik-klinik kecantikan, seperti dermal filler, botox, suntik pemutih, Thread Lift dan berbagai treatment lainnya  Treatment ini dilakukan untuk mengencangkan kulit, dan agar kulit tetap terlihat sehat dan halus. 

Biaya untuk treatment tentu saja tidak murah, ada yang 50 jutaan sekali treatment. Walaupun harga untuk sekali treatment mahal tapi banyak orang melakukannya dan rela mengeluarkan uang yang banyak untuk bisa terlihat, cantik, tampan, awet muda dan mempesona,  bahkan demi hasil yang instant banyak orang rela melakukan operasi plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun