Aku hanya diam dan membiarkan wanita itu mengeluarkan uneg-uneg hatinya.
" Andaikan aku bisa abadi seperti pohonmu, mungkin aku punya banyak waktu untuk memperbaiki keadaan. Tapi aku manusia yang memiliki waktu terbatas. Aku manusia yang menuju layu."Wanita itu hening sejenak dalam hatinya.
"Kau begitu lama hidup di bumi, apakah kau merasa kesepian? Â Ah, kau hanya sebuah pohon, pastilah kau tidak akan mengerti arti kesepian." Â Kata wanita itu menjawab sendiri pertanyaannya.
"Aku tahu!" Seruku kencang.
"Sepi itu adalah ketika banyak orang menginginkanmu tapi tidak seorangpun yang cukup tangguh untuk memilikimu.
Sepi itu adalah ketika kau mengalami kegagalan-kegagalan tapi tidak ada seorangpun di sampingmu yang mendukungmu.Â
Sepi itu ketika kau ingin berbagi cerita bahagia dan sedihmu tapi tidak seorangpun yang mendengarmu." Wanita itu menjelaskan panjang lebar tanpa menghiraukan jawabanku.
Aku diam sejenak bingung untuk menanggapi penjelasan wanita itu.
Akhirnya kuputuskan untuk bercerita tentang diriku.
"Maukah kau mendengar cerita tentang diriku?" Aku menatap wanita itu lekat.
Wanita itu diam dan hanya menatapku seakan dia setuju akan usulanku.