Mohon tunggu...
Ida S
Ida S Mohon Tunggu... Administrasi - Joyful

Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC_VcRcUxjRCthjILM9AmNAA/ my blog: https://agrace2011.blogspot.com/ https://mywishes09.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film "Survival Family", Bagaimana Bertahan Hidup Tanpa Teknologi

14 November 2018   18:13 Diperbarui: 15 November 2018   13:28 3556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:https://cdn4.i-scmp.com

Jepang  merupakan sebuah negara maju dengan teknologi mutakhirnya dalam berbagai aspek kehidupan. Masyarakat Jepang sudah terbiasa hidup dengan teknologi modern yang ada disekitar mereka, bahkan boleh dikatakan mereka sudah sangat tergantung dengan teknologi modern tersebut. 

Bayangkan apa yang terjadi, jika teknologi yang mereka andalkan menjadi lumpuh tidak berfungsi  sama sekali alias mati total,. Bagaimana mereka bertahan hidup tanpa teknologi itu?  Hal inilah yang diangkat penulis sekaligus sutradaranya Shinobu Yaguchi dalam film Survival Family.

Ide menulis cerita Survival Family ini muncul ketika Yaguchi melihat berita penadaman besar yang terjadi di New York dan Kanada pada tahun 2003, dan sejak itu Yaguchi selalu memikirkannya sehinggga pada tahun 2015 mulai merekam adegan film Survival Family ini di produksi ileh Takashi Ishihara dan dirilis pada tanggal 11 Februari tahun 2017 di Jepang.

sumber:https://www.filmlinc.org/films/survival-family/
sumber:https://www.filmlinc.org/films/survival-family/
Film Survival Family ini menceritakan bagaimana sebuah keluarga di Jepang dapat bertahan hidup tanpa teknologi atau peralatan elektronik seperti smartphone, laptop, komputer, tv, dan sebagainya. Peralatan elektronik yang menggunakan listrik juga baterai tidak bisa berfungsi sama sekali ketika terjadi pemadaman listrik dunia yang tidak diketahui penyebabnya.

Film ini dimulai dengan adegan Yoshiyuki Suzuki, seorang kepala keluarga yang masih bekerja walaupun matahari telah terbenam dan dilanjutkan dengan adegan di rumah dimana setelah seharian bekerja  Suzuki bersantai menonton tv sambil menikmati cemilan sementara sang isteri sedang menelpon ayahnya yang tinggal di Kaghosima untuk berterima kasih atas kiriman ikan dan sayur dari ayahnya. 

ang putri yang merupakan remaja SMA merupakan gambaran remaja modern Jepang yang terbiasa hidup dengan makanan  kemasan dan instan sehingga reaksinya ttidak begitu suka melihat kiriman ikan dari kakeknya itu.

Tidak jauh beda dengan anaknya yang terbiasa dengan makanan kemasan atau instan yang mudah dikelola sehingga tidak tau cara memotong ikan tersebut dan tidak suka dengan sayur segar kiriman ayahnya itu karena ada serangga.

Dalam film ini sutradara menggambarkan kehidupan keluarga modern di Jepang dimana setiap anggota keluarga larut dengan urusan masing-masing.

Suzuki tipe  kepala keluarga yang mendedikasikan dirinya dengan bekerja keras untuk menafkahi keluarganya sehingga setelah pulang kantor tidak mau direpotkan oleh urusan rumah tangga.

Sang isteri adalah tipe kebanyakan ibu rumah tangga lainnya yang tidak pernah lepas dari urusan tangga seperti memasak dan urusan rumah tangga lainnya.

Sedangkan anak-anak mereka setelah pulang kuliah atau sekolah langsung masuk kamar dan disibukkan dengan gadget masing-masing seperti Hp, Laptop dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun