Mohon tunggu...
Darma sufi
Darma sufi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lika-liku Pejuang Mimpi

27 Oktober 2021   10:52 Diperbarui: 28 Oktober 2021   07:19 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hembusan angin malam datang menghampiri menerpa wajahku, membuat jilbab abu-abuku berkibar tanpa arah. Aku menarik napas dalam-dalam berusaha menetralkan detakan jantungku yang begitu cepat.

Setelah dinyatakan lulus dari Madrasah Aliyah akupun mandaftarkan diri ditiga universitas yang ada didalam maupun luar kota untuk melanjutkan pendidikan ku.

Hari pengumuman masuk universitas impianku pun akan diumumkan sebentar lagi, aku gemeteran didepan layar leptop, aku mendaftar ditiga unvesitas.

"bagaimana jika Aisy ga keterima diuniversitas manapun bu," Ucapku sambil duduk didepan leptop.
"ga mungkin ibu yakin ko Aisy pasti keterima disalah satu universities ini," Jawab ibu sambil bersdiri dibelakangku.
"Yaaaa nikah aja dek ribet amat," Usual abang ku sambil tersenyum nakal dan menaik-turunkan alisnya.
"ibuuu liat abang," Ucap ku merengek pada ibu.

"Udah-udah jangan ganggu adekmu bang," Ucap ibu menepuk-nepuk bahuku.
Pengumuman masuk univesitas pun keluar, dari tiga universitas yang ku daftar Alhamdulillah satu univrsitas itu menerimaku.
"tuh kan apa kata ibu. Aisy pasti keterima," Ucap ibu sambil senyum bahagia.
"Alhamdulillah bu," Ucapku berstukur dan memeluk erat ibu.
Aku berlari kegirangan keliling rumah dengan bahagia hingga hampir tersungkur.
"Ya Allah nak hati hati nanti jatuh loh," Ucap ayah ku yang sedang menikmati kopinya.

"Ayah Aisy keterima keterima yahhh," Jawabku dengan girang.
"Masyaa Allah Tabarakallah Alhamdulillah nak ayah bangga," Ucap ayah tersenyum bahagia.
Setelah mendapatkan kabar gembira ibu menyuruh ku untuk mempersiapkan barang-barang yang akan kubawa, ya aku akan melanjutkan pendidikan diluar kota dan akan jauh dari Ayah dan Ibu untuk waktu yang cukup lama, bagiku yang tidak pernah jauh dari mereka.
"Aisy cepat tidur besok kita berangkat pagi-pagi," Ucap ayah meminta ku untuk cepat tidur.
"baik yaahhh," Jawabku sambil berjalan menuju kamar.

Manik mataku tak lepas dari kilauan kerlap-kerlip yang begitu indah. Mataku terpejam sejenak. Entah apa yang akan terjadi, apakah aku bisa hidup di kota orang. Oh 

Tuhan, dulu aku memang menginginkan untuk menjadi Mahasiswa, tapi sekarang kenapa rasanya setakut ini.

Dengan berat hati aku mendorong beberapa koperku untuk dimasukkan ke dalam mobil.

"Apakah barangmu semuanya sudah masuk?"tanya Ayah yang mulai memasukkan semua koperku ke dalam mobil.
"Sepertinya sudah semua," Jawahku sambil berdiri melihat ayah.
Jujur, hari ini aku hanya bisa menunduk dengan kesedihan yang tersembunyi di dalam benakku, meninggalkan kedua orang tuaku dan merantau ke kota orang demi menuntut ilmu.
"Nanti kalau sudah indikos ga boleh tuh pulang larut malam," Ucap ayah ku sambil menyetir.
"Kalo masak jangan sambil main hp," Ucap ibu ku sambil memberiku minyak angin.
"Baik yah bu ga akan nakal kok," Ucapku sambil mengambil minyak angin dari tangan ibu.
"Masih jauh ya," Ucapku sambil melihat dari luar jendela mobil.
"Masih ada 4 jam perjalanan nak," Jawab ayah yang fokus menyetir

Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu hampir 5 jam, akhirnya aku telah tiba di suatu tempat yang mungkin akan menjadi rumah keduaku. Aku berdiri di depan pintu gerbang yang menjulang tinggi, dimana di sana tertera kost citra. Ya, berhubung aku tidak punya siapa-siapa di kota ini jadi aku memutuskan untuk mengkost.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun