Mohon tunggu...
Ida Riyani
Ida Riyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030116

Masih labil, suka berubah-ubah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengenal Tradisi Ruwat Rambut Gimbal di Dieng

8 Mei 2021   16:08 Diperbarui: 8 Mei 2021   16:26 8032
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tradisi Ruwat Rambut Gimbal-Bisnis.com

Tidak hanya merupakan daerah yang mempunyai banyak destinasi wisata alam, Dieng juga memiliki banyak kekayaan budaya, salah satunya terkait keberadaan anak gimbal yang erat kaitannya dengan upacara ruwatan. Salah satu upacara ruwatan yang terkenal di Dieng adalah ruwatan rambut gimbal yang keberadaannya cukup langka, sebab hanya bisa ditemukan di daerah Dieng saja lhoo.

Menurut Wikipedia, Ruwatan rambut gimbal adalah upacara pemotongan (cukur) rambut pada anak-anak berambut gimbal (gembel) yang dilakukan oleh masyarakat di daerah Dataran Tinggi Dieng (Dieng Plateau), Jawa Tengah. Ritual ruwatan yang diadakan pada tanggal satu Suro menurut Kalender Jawa ini bertujuan untuk membersihkan atau membebaskan anak-anak berambut gimbal dari sukerta/sesuker (kesialan, kesedihan, atau malapetaka).

Ruwatan atau ngruwat sendiri memiliki arti membuat tidak kuasa, menghapus kutukan, menghapus noda. Sehingga dalam kepercayaan masyarakat setempat beranggapan bahwa anak-anak yang berambut gimbal tersebut akan terlepas dari kutukan atau noda yang berkaitan dengan mitos atau legenda yang tumbuh sejak nenek moyang datang ke Dieng

Ruwatan rambut gimbal ini merupakan tadisi yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Dataran Tinggi Dieng untuk anak yang memiliki rambut gimbal secara alami, ruwatan ini dipercaya akan memberikan keselamatan pada anak yang di ruwat. 

Masyarakat dataran tinggi Dieng masih melaksanakan upacara tersebut sampai sekarang karena mereka percaya bahwa anak yang memiliki rambut gimbal merupakan keturunan dari Kiai Kolo Dete dan istrinya Nini Roro Rence. Pasangan asal Mataram Kuno ini ditugaskan memperluas wilayah kerajaan Mataram.

Kyai Kolo Dete merupakan penguasa Telaga Balekambang di Dieng. Beliau adalah tokoh spiritual yang sangat dipercaya oleh masyarakat Dieng sebagai nenek moyang Dieng. Beliau juga pada masanya adalah seorang yang memiliki ilmu sakti dan suka membela rakyat kecil.

Selain memperluas wilayah, pasangan ini juga ditugaskan Nyi Roro Kidul untuk menjaga kesejahteraan masyarakat Dieng. Wangsit dari Nyi Roro Kidul tersebut akan ditandai dengan kemunculan anak berambut gimbal di Dieng.

Sejak saat itulah muncul anak anak berambut gimbal di kawasan Dieng. Konon, katanya Kiai Kaladete hingga kini masih bersemayam di Telaga Balai Kambang Dieng.

Oleh karena itu, tidak heran jika anak berambut gimbal kerap dijuluki sebagai anak istimewa, sehingga apa yang menjadi keinginannya harus benar-benar dituruti. Sebab, jika apa yang menjadi keinginan anak tersebut tidak dituruti maka akan berdampak bagi anak berambut gimbal tersebut.

Konon katanya, anak berambut gimbal merupakan simbol kesejahteraan masyarakat Dieng. Jumlah mereka seakan menentukan tingkat kesejahteraan penduduk setempat. Semakin banyak anak gimbal di kawasan Dieng, maka akan semakin sejahtera pula masyarakatnya.

Hal tersebut menjadi mitos yang dipercaya dan turun temurun dalam kehidupan masyarakat Dieng sampai sekarang. Mereka percaya bahwa rambut gimbal hanya boleh dipotong bila anak yang bersangkutan sudah menghendaki/memintanya dan harus dilakukan melalui ritual ruwat atau ruwatan yang dipimpin tetua adat setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun