Cooking Day dan Mabit (Malam Bina dan Takwa) sebagai Kegiatan Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila (P5)

Memasuki pembelajaran tatap muka secara penuh menghadirkan kembali kegiatan integratif yang dulu dilakukan di rumah secara online kini Kembali dilakukan di sekolah. 

Kondisi pendemi menjadikan anak-anak mengalami learning loss banyak nilai-nilai kebaikan dari kedua kegiatan ini yang tidak dapat diraih secara maksimal Ketika dilakukan secara online seperti Kerjasama, empati, gotong royong, leadership, dan nilai kebaikan lainnya.

Kegiatan mabit(Malam bina dan takwa) dan cooking di kelas 4 juga menjadi kegiatan projek P5 yakni Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila yang salah satunya menjadi nafas bagi implementasi kurikulum merdeka. 

Penguatan projek profil pelajar Pancasila diharapkan dapat menjadi sarana yang optimal dalam mendorong peserta didik menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Mengambil tema penguatan ibadah harian seperti shalat dan wudhu hal ini didasari karna melihat kualitas shalat anak-anak kelas 4 perlu dikuatkan kembali, pembiasaan shalat 5 waktu dan tepat waktu harus kembali ditanamkan ke anak-anak saat mulai pembelajaran tatap muka, agar kualitas bacaan dan gerakan wudhu dan shalatnya kembali sempurna. 

Kegiatan mabit juga banyak mengajarkan ke anak-anak nilai-nilai dari dimensi karakter Pancasila yakni beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa serta kemandirian. 

Kebersamaan anak-anak saat mabit tercermin mulai dari makan Bersama, tidur Bersama dan juga mengikuti rangkaian kegiatan mabit secara bersama dan mandiri jauh dari orang tua, kegiatan mabit kali ini juga dibarengi dengan aksi social anak-anak dengan membagikan bingkisan alat tulis kepada penduduk sekitar hal ini menandakan kepedualian anak-anak terhadap lingkungan sekitar sekolah, diakhir kegiatan ini anak-anak melakukan refleksi dan tindak lanjut untuk masing-masing diri meningkatkan kualitas iabdahnya terutama wudhu dan shalatnya dengan menuliskan tekad diri dalam papan refleksi.

Untuk kegiatan cooking di kelas 4 ini mengambil tema dalam Profil Pelajar Pancasila yakni kearifan lokal dengan menu aneka nasi goreng. Hal yang menarik dari kegiatan ini adalah banyak siswa belajar hal-hal baru dalam kegiatan ini diantaranya bagaimana memasak telur ceplok, bagaimana mengiris bawang merah dan mencoba menu nasi goreng yang berbeda yang bisa dimakan oleh anak-anak serta hal-hal baru lainnya yang menambah pengalaman baru untuk siswa, diharapkan dari kegiatan ini menumbuhkan kecintaan terhadap masakan lokal khas Indonesia serta ketrampilan-ketrampilan baru untuk menjadi bekal anak-anak dengan pengalaman cookingnya. Ketrampilan yang di dapat anak-anak tidak hanya mulai dari awal persiapan bahan, proses memasak sampai proses menyajikan namun juga mengembangkan sikap toleransi, empati, gotong royong serta kerjasama diantara siswa.

Kedua kegiatan integratif di atas menjadi kegiatan yang sangat dinantikan anak-anak setiap tahunnya, banyak pengalaman belajar dan pembelajaran bermakna untuk anak-anak sehingga tujuan dari Penguatan Projek Pelajar Pancasila dapat terwujud dengan baik walaupun masih harus disempurnakan untuk menjadi masukan tahun depan. 

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. 

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.