Mohon tunggu...
Ida Nur Laila
Ida Nur Laila Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Konselor Senior di Jogja Family Center (JFC), Pengelola Balai Belajar Masyarakat (BBM), tinggal di pelosok kampung Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Saat Mengalami Kehampaan Hubungan dengan Suami

7 Oktober 2011   03:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:15 487
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Dalam kehidupan rumah tangga, kadang dijumpai suasana “aneh” atau “asing” yang melanda hubungan suami dengan isteri. Secara umum hubungan mereka baik-baik saja, seperti tidak ada masalah serius. Namun muncul perasaan kehampaan, seakan-akan pertemuan dan hubungan mereka tidak memiliki makna. Mereka sekedar memenuhi kewajiban sebagai suami dan isteri, namun tidak merasakan adanya gairah yang membuat mereka bersemangat menjalani kehidupan keluarga.

Sering kali isteri merasa kesepian, padahal ada suami di rumahnya. Sering suami merasa sendirian, padahal ada isteri yang menemani. Suasana seperti ini terasa unik, karena jika dicermati sebenarnya mereka tidak memiliki persoalan yang serius. Hanya saja rutinitas kehidupan telah menggerus beberapa nilai yang dulu sangat kuat merekatkan hubungan antara suami dengan isteri. Seiring berjalannya waktu, masing-masing sibuk dengan dunianya sendiri.

Di tempat kerja, suami merasa sangat berdaya. Namun begitu di rumah, ia merasa sekedar menjalani rutinitas sebagai kepala rumah tangga. Di tempat aktivitas, sang isteri merasa sangat terhormat dan dibutuhkan, namun di rumah, ia merasa hanya sebagai pelengkap saja yang berperan melakukan rutinitas sebagai ibu rumah tangga. Keluarga ini mengalami disorientasi, terjadi suasana saling asing di antara mereka.

Dalam menghadapi situasi krisis seperti ini, ada baiknya kita simak pendapat seorang psikolog, Mira Kirshenbaum, PhD, pengarang buku Too Good To Leave, Too Bad To Stay. Ia menyebutkan ada empat hal yang perlu diperhatikan oleh lelaki dan perempuan saat mengalami suasana saling asing tersebut. Dalam tulisan ini, lelaki dan perempuan dimodifikasi menjadi relasi antara suami dan isteri dalam rumah tangga.

1. Sadari kebutuhan anda

Permasalahan yang menyangkut perasaan terkadang terlalu rumit untuk didefinisikan, namun resep untuk bahagia sebenarnya sederhana saja, kata Kirshenbaum. “Lihat apa yang anda inginkan dan anda butuhkan, lihat realitasnya dan temukan mana yang paling cocok.” Jika ada keinginan atau kebutuhan anda yang tidak terpenuhi oleh pasangan, anda perlu memberitahukan kepadanya. Cari kompromi untuk mendapatkan cara yang nyaman untuk anda berdua. Misalnya jika ia tidak suka pergi keluar berduaan, paling tidak harus ada waktu untuk berdiskusi berduaan di rumah.

Kalau ia tidak mau membantu melakukan pekerjaan rumah, paling tidak ia bisa mengurus barang-barangnya sendiri dan tidak meletakkannya sembarangan. “Terkadang pria menganggap remeh banyak hal. Wanita harus bisa membuatnya mengerti bahwa itu merupakan masalah baginya,” tulis Kirshenbaum.

2. Lihat ke belakang.

Jika saat ini anda merasa ia amat egois, coba lihat ke belakang. Di awal-awal pertemuan dulu, coba ingat dengan baik seperti apakah dirinya ? Mungkin anda akan terkejut menemukan bahwa sebenarnya dari dulu ia memang egois. Hanya waktu itu anda tidak menyadarinya karena dibutakan oleh cinta, atau karena belum banyak mengenal pasangan anda tersebut. Dengan demikian sikap yang anda lihat pada dirinya sekarang sesungguhnya bukan hal baru, karena sudah ada sejak permulaan hidup berumah tangga dulu.

Melihat ke belakang ini bermanfaat untuk melakukan evaluasi sejak dari awal kehidupan rumah tangga. Sering kali rumah tangga berjalan monoton, karena tidak pernah melakukan evaluasi. Melihat ke belakang juga bisa bermakna mengingat hal-hal indah yang pernah anda lalui berdua, untuk menguatkan perasaan cinta kasih yang tengah mengalami kehampaan saat ini. Bukankah anda pernah mengalami masa-masa indah dan manis dalam kehidupan berumah tangga dengannya ?

3. Batasi maaf anda

Memaafkan kesalahan merupakan perbuatan mulia dan sangat terpuji, apalagi kepada orang yang kita cintai. Tapi jangan sampai permaafan tersebut dimanfaatkan dan disalahgunakan oleh pasangan. Walau ia minta maaf dengan cara yang amat menyentuh, tapi kalau ia melakukan kesalahan yang sama berulang-ulang, menandakan ia memanfaatkan maaf yang selalu anda berikan.

Anda perlu memiliki ketegasan, bahwa maaf yang anda berikan tidak untuk disalahgunakan. Hal ini penting untuk membuat pasangan anda sadar bahwa anda memiliki posisi yang tidak bisa diremehkan dan diabaikan. Masing-masing dari anda, baik suami maupun isteri, pada mulanya adalah dua individu yang berbeda dan asing sama sekali. Pernikahan yang menyatukan anda berdua. Artinya, posisi anda berdua bermakna saling melengkapi, saling memerlukan, saling menguatkan.

Tidak ada pihak yang boleh berlaku semena-mena dengan menuntut dimaafkan, namun selalu melakukan kesalahan yang berulang karena merasa yakin akan selalu dimaafkan.

4. Perhatikan pendapat orang

Pada dasarnya, segala persoalan antara suami dan isteri harus diselesaikan oleh mereka berdua. Jangan sampai persoalan anda dengan pasangan justru menjadi beban bagi orang lain, karena anda selalu menceritakan detail masalah kepada keluarga atau orang tua. Anda harus bisa dan terbiasa menyelesaikan segala permasalahan keluarga berdua dengan pasangan, tanpa perlu melibatkan pihak-pihak lain.

Namun jika hubungan anda sudah sedemikian parah dan anda merasa harus segera mengambil keputusan, maka anda tidak boleh gegabah dan memutuskan sendirian. Anda perlu mendengarkan pendapat bijak dari orang lain. Walau anda merasa paling tahu tentang pasangan anda dan seperti apa hubungan anda dengannya, mendengarkan pendapat orang lain sangat anda perlukan saat anda merasa sudah berada di puncak permasalahan dan akan segera mengambil keputusan akhir. Orang-orang terdekat seperti ibu, bapak, saudara atau sahabat biasanya akan memberikan pendapat yang bisa dipercaya, yang membukakan mata hati anda.

Kadang ada sisi tertentu dari pasangan anda yang tidak terlihat oleh anda dan ternyata ditemukan oleh orang-orang terdekat anda. Dengan demikian, hal ini akan mengurangi subyektivitas anda dalam mengambil keputusan terhadap persoalan yang melanda anda dengan pasangan. Ingat, jangan pernah memutuskan untuk bercerai dalam situasi emosional. Endapkan emosi anda, dengarkan pendapat orang-orang yang anda percaya.

Diolah dari berbagai sumber.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun