Mohon tunggu...
Sosbud

Maafkan Aku Menjadi Istri Kedua Suamimu

7 Mei 2017   14:24 Diperbarui: 7 Mei 2017   16:04 2036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namaku Queen, saat ini aku berusia 27 tahun. Orang-orang bilang usiaku masih muda, namun di usia ini aku sudah banyak melewati pahitnya kehidupan. Yah, perpisahan orang tuaku, perceraian dengan suami pertamaku, dan lainnya. Namun mungkin untuk kejadian-kejadian ini akan aku ceritakan pada bagian lain.

Saat ini aku bekerja sebagai staff Accounting Finance di salah satu start up di Jakarta. Sebelumnya tidak pernah teripkirkan olehku untuk menjadi istri kedua, menjadi orang ketiga, bahkan menjadi perusak rumah tangga orang lain. Tapi keadaan membuatku harus menjadi seorang istri kedua.

Aku memiliki seorang anak laki-laki usia 8 tahun, dan aku berpisah dengan suami pertamaku. Kami berdua sepakat untuk berpisah dikarenakan tidak ada kecocokkan antara kami. Rumah tangga kami sering ribut. Mungkin saat itu dikarenakan usia kami yang masih sangat muda, aku dan suamiku hanya terpaut 4 (empat) tahun.

Tepat di tahun 2012 aku mulai menjadi single fighter, aku harus membiayai anakku dan ibuku, karena ibu tidak bekerja dan ikut denganku. Setiap bulannya aku harus membayar kontrakan rumah, yah dengan gaji bulanan yang aku terima sebesar 4.000.000 (empat juta) sebulan, tentulah sangat tidak cukup untuk hidup di Jakarta ini.

Aku terus mencari suami baru yang bersedia menerima semua keadaanku, namun ternyata selama ini pria-pria yang mendekatiku hanyalah pria hidung belang, yang bermaksud ingin memanfaatkan statusku sebagai Janda Muda. Saat itu aku mulai putus asa, aku makin berprasangka buruk dengan Tuhan. Jika menikah adalah sebuah kewajiban, mengapa Engkau persulit niat baikku untuk menikah. Atau mungkin ini adalah hukum karmaku dari pernikahan pertama?

Sampai akhirnya aku sudah tidak punya harapan lain, sehingga dalam hatiku aku berkata dan berkomitmen, seandainya pun aku harus menjadi istri kedua, akan aku terima. Hal ini akan aku lakukan untuk menjaga diriku, karena menyandang status sebagai janda tidaklah enak. Selain itu aku berniat ingin menjadi pribadi yang lebih baik, yang ingin beribadah sepenuhnya untuk Tuhan.

Suatu ketika aku mendaftar di sebuah situs perjodohan berbayar, saat itu ada seorang lelaki, sebut saja Mas Mono. Dia  mengirimkan pesan untukku bahwa dia sedang mencari istri kedua. Aku berpikir, apakah ini jawaban dari Tuhan atas doaku dan komitmenku kemarin?

 Aku balas pesan tersebut, dan aku bilang aku bersedia menjadi istri kedua Mas Mono. Hal ini aku lakukan untuk beribadah, menyempurnakan sebagian agamaku.

Akhirnya Mas Mono menceritakan keadannya mengapa dia berniat mencari istri kedua, dikarenakan istri pertamanya sebut saja Mba Evi menderita sakit usus buntu dan usus buntu tersebut pecah, sehingga harus menjalani operasi besar, dan keadaan itu membuat Mba Evi tidak bisa melayani Mas Mono untuk kebutuhan biologisnya.

Setelah saling berbalas pesan, akhirnya kami memutuskan untuk bertemu di kotaku. Mas Mono tinggal di kota Lampung, dan hanya membutuhkan waktu sekitar 2 (dua) sampai 3 (tiga) jam untuk sampai ditempatku. Ini adalah pertemuan pertamaku dengan Mas Mono, namun saat itu Mas Mono langsung memintaku untuk menjadi istri keduanya. Mas Mono tidak memaksa, namun dia sangat berharap aku bersedia menerimanya.

Mendengar cerita Mas Mono, aku menjadi sedikit iba. Aku berpikir daripada Mas Mono berbuat dosa jika sudah tidak kuat menahan kebutuhan biologisnya dan akhirnya jajan diluar sana. Maka aku putuskan aku bersedia menjadi istri keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun