Bismillahirrahmanirrahim
Pada pembahasan selanjutnya yaitu tentang internalisasi nilai-nilai pesantren dalam budaya. Terdapat 3 hal yang akan dijelaskan yaitu :
1. Nilai-nilai Budaya Pesantren.
Nilai merupakan sesuatu yang dianggap baik atau buruk, benar atau salah, serta sesuai atau tidak sesuai. Nilai terdapat pada pilihan yang diambil seseorang, entah itu berkaitan dengan hasil maupun tujuan dari pencapaiannya. Jadi, manusia sendirilah yang bisa menyeleksi segala sesuatu yang cocok bagi dirinya.
Namun, tidak semua yang dianggap baik bagi diri sendiri juga baik bagi orang lain. Nah, itu tergantung bagaimana diri ini bisa menyikapi dan menyesuaikan antara keduanya. Nilai-nilai yang terdapat dalam pesantren tentunya sesuai dengan syariat Islam, dengan adanya nilai-nilai ini maka timbul beberapa disiplin keilmuan, yang dimana setiap disiplin keilmuan tersebut mempelajari tentang suatu nilai tertentu.
Budaya merupakan suatu hal yang menjadi kebiasaan, yang sering dilakukan, bahkan sangat melekat dan sulit untuk diubah. Aspek budaya inilah yang menentukan perilaku komunikatif seseorang. Menurut Koentjaraningrat budaya merupakan keseluruhan sistem dari gagasan (ide-ide, nilai-nilai dan norma-norma), tindakan dan hasil karya manusia. Jadi, ketika nilai-nilai yang diterapkan baik, maka akan menghasilkan budaya yang baik pula.
Disini ada beberapa nilai yang berusaha dibudayakan pada santri-santri di pondok pesantren, antara lain :
- Akhlak Karimah
- Ibadah amaliyah
- Membaca Al-Qur'an
- Hafalan surat Al-Qur'an pilihan.
- Dedikasi dan loyalitas
- Amanah dan tanggung jawab
- Toleransi dan tenggang rasa
2. Internalisasi Nilai-nilai Pesantren.
Internalisasi merupakan proses penghayatan atau usaha untuk menanamkan suatu ajaran nilai-nilai pada diri setiap individu, sebagai bekal untuk mewujudkan sikap dan perilaku. Ajaran nilai-nilai yang dimaksudkan yaitu ketujuh nilai-nilan pesantren diatas.
Proses internalisasi nilai-nilai pesantren tidaklah mudah. Membutuhkan waktu lama untuk bisa menyatu dengan diri setiap individu. Di pesantren sendiri, para santri harus membiasakan melakukan serta mengikat dirinya untuk selalu menghidupkan nilai-nilai tersebut secara rutin dan teratur. Beberapa rutinitas dan aturan yang diterapkan di pondok pesantren menjadi hal yang wajib dilakukan, sebagai upaya untuk mewujudkan internalisasi nilai-nilai pesantren pada diri santri.
3. Urgensi Nilai-nilai Pesantren di Era Milenial.
Penting nilai-nilai pesantren tertanam pada diri setiap individu, mengapa? Karena pada zaman yang semakin berkembang ini, pastinya sangat berpengaruh bagi generasi milenial sekarang. Bisa dilihat, banyak dari mereka yang lebih tergiur dengan buaian dunia mayanya, daripada dunia nyatanya.
Hal ini bisa menyebabkan perubahan pola pikir dan perilaku yang negatif. Maka dari itu, pesantren memiliki peran yang begitu besar dalam menyebarkan nilai-nilai positif bagi generasi-generasi muda, yang kehendaknya tidak terduga.
Tujuan dari menanamkan nilai-nilai pesantren pada setiap individu yakni, diharapkan santri yang telah diajarkan nilai-nilai tersebut selama di pesantren, menjadi pribadi yang berkarakter baik dan bisa mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, mereka juga bisa menularkan nilai-nilai positif tersebut kepada individu lain. Jadi, meskipun mereka mengikuti zaman yang semakin pesat, mereka tidak akan terbawa arus yang sesat.