Mohon tunggu...
Ida Liana
Ida Liana Mohon Tunggu... Guru - Menulislah sampai kau tak mampu menulis

Hobiku membaca, menulis, , olah raga tenis meja dan badminton ... Mau anda suka atau tidak dengan tulisanku ..aku tetap menulis ..maka lupakan saja ... yang penting BAHAGIAAAA *_* blogku https://idalianaedu.blogspot.com/ https://upi.academia.edu/IdaLianaMPd

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bu Guru, Apakah Tuhan Sayang kepada Kami

22 Oktober 2021   23:35 Diperbarui: 22 Oktober 2021   23:36 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya adalah seorang guru di sekolah luar biasa negeri (SLBN) di kota Sumedang.  Sudah lebih dari 17 tahun ini, saya mengajar mulai dari jenjang TKLB hingga SMALB. Ada pengalaman menarik pada tahun 2016 yang lalu ketika mengajar di kelas kecil yaitu TKLB. Muridku berjumlah 5 orang (Zaky, Ridwan, Nizam, Kiki dan Bilqis) dengan kecacatan yang berbeda, ada siswaku  yang Autis, Tunarungu, dan Ceberal Palsy.

Hampir setiap hari, saya mengajar mereka untuk membantu kesulitan-kesulitan dalam belajar bersosialisasi, motorik halus dan kasar, bahasa, serta Agama dan budi pekerti. Selama berkecimpung di dunia Pendidikan, khususnya untuk anak-anak berkebuthan khusus di tingkat TKLB, banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan baik suka maupun duka. Salah satunya, saat saya sedang bersedih, lelah, dan tak bersemangat, walaupun mereka mempunyai kekurangan, mereka selalu menghibur dengan gaya polos dan wajah lucu mereka. Saya pun tak bisa berhenti tersenyum juga tertawa karenanya.

Yang membuatkku sangat bahagia ketika mereka bisa melakukan apa yang aku ajarkan, walaupun sangat dan sangat sederhana untuk ukuran anak umumnya. Seperti Zaki dan Hamzah, mereka berdua adalah anak didikku yang tunarungu bisa mngucapkan kata ibu Ida, atau kata saya.  Kiki, anak didikku yang autis tetapi tidak bisa diam kerjanya hanya berjalan mengelilingi kelas,  Dia bisa duduk tenang selama 5 menit sampai 10 menit. Nizam anak didikku yang autis juga bisa fokus melihat saya selama 10 menit, dan mau menyentuh tanganku untuk meminta bantu. Bilqis anak didikku  yang ceberal palsy bisa mengangangkat tangannya dan bisa mengepalkan jari tangan untuk mengenggam platisin.

Begitu juga ketika mereka dengan sedikit sombong memamerkan hasil belajar dengan mendapat bintang berjumlah tiga buah. Saya pun tak henti-henti bersyukur di dalam hati, bahagia sekaligus bangga kepada mereka.

Mereka selalu bisa menyejukkan suasana. Dari sekian pengalaman yang saya alami, ada satu momen special yang  masih saya ingat sampai sekarang, yaitu pertanyaan dari  anak didikku "Bilqis" yang mengalami kecacatan ceberal Palsy. Dia pintar berbicara.

"Bu Ida, kenapa saya sangat berbeda dengan temanku sekelas. Tanganku kecil dan lemah, begitupun kakiku. Aku tidak bisa berjalan". Kata Bilqis sedih. Aku tertegun sejenak. Belum sempat aku menjawab. Bilqis sudah berkata kembali. Kata Bu Ida, Tuhan itu sangat sayang kepada umatnya.  Aku dan temanku mengalami cacat, tidak memiliki tubuh normal seperti anak lainnya. Berarti tuhan tidak sayang kepada kami. Pertanyaan Bilqis  membuatku terkejut, dan sedikit membuatku hampir meneteskan air mata.

Dengan tersenyum penuh kasih sayang aku berkata kepada Biqis dengan mengunakan kalimat sederhana supaya dia mengerti. Kata siapa tuhan tidak sayang kepada Bilqis. Tuhan itu sangat sayang kepada Bilqis. Kenapa tangan dan kaki Bilqis kecil, lemah dan tidak bisa digerakan. Karena tuhan tahu kalua Bilqis anak yang sangat sabar, anak yang kuat, anak yang mau berusaha dan tidak pantang menyerah dalam belajar.

Tuhan tahu kalua Bilqis bisa melakukan semua itu dengan sabar dan mau melakukan apa yang ibu ajarkan, Untuk anak di luar sana mungkin tidak sekuat dan sehebat Bilqis. Kalau mereka tahu dan melihat Bilqis, pasti mereka malu. Setelah mendengar penjelasanku, ku lihat Bilqis tersenyum, dan terlihat bahagia.

Aku tahu, jawabanku atas pertanyaan Bilqis belum lengkap, dan belum memuaskan. Tetapi melihat Bilqis tersenyum, dan tidak  terlihat sedih lagi membuatku bahagia. Tidak di sangka ketika aku mengajarkan agama dan budi pekerti tentang kasih sayang tuhan, dan tentang tema diriku dengan sub tema anggota tubuh membuat Bilqis bertanya seperti itu.

Belum lagi pertanyaannya tentang kasih sayang orang tua kepada anak, sebab orang tua Bilqis sudah berpisah sejak Bilqis berumur 3 tahun. Dan kurang mendapat kasih sayang dari ibunya. Bilqis anak yang pintar walaupun mengalami kecacatan Ceberal Palsy, Ia hanya mengalami kelumpuhan serta lemah di kaki dan tangan. Dan tidak terkontrolnya syaraf di mulut sehingga selalu mengeluarkan air liur/air ludah. Tetapi hasil tes IQnya dari phisikologi bagus sesuai dengan umur kalendernya.

Waktu terus berlalu sudah satu tahun siswaku bersekolah di TKLB SLB Pembina Sumedang, dan banyak perubahan yang mereka bisa lakukan khususnya Bilqis. Semua muridkku  dapat bersosialisasi,  motorik halus dan kasar anak didikku sangat bagus, mereka bisa melakukan gerakan sesuai yang diharapankan misal menekan, meremas, memegang pensil warna, melompat, berlari dan sebagainya. Di bidang agama dan budi pekerti peserta didikku  bisa melakukan gerakan sholat, berdoa, dan sopan santun. 

Dalam berbahasa bisa mengucapkan terimakasih, bertanya dengan kalimat sederhana dan lain-lain. Khusus anak didikku yang tunarungu Zaky dan Hamzah dalam berbahasa  bisa mengucapkan kata-kata sederhana walaupun baru beberapa kata, dan bisa mengisyaratkannya.  Sehingga membuat orang tua siswa menjadi senang, bahagia dan mengucapkan banyak terimakasih kepadaku.

Tapi sangat disayangkan. Setelah satu tahun bersekolah di SLB Pembina Sumedang. Siswaku bernama  Bilqis pindah sekolah ke kota Bandung ikut dengan neneknya. Aku berharap Bilqis bisa mandiri, dan pintar selama bersekolah disana.

Selamat Hari CEBERAL PALSY muridku Bilqis .. semoga kelak kita bisa bertemu, ya nak .. Ibu rindu ingin bertemu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun