Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kota Tuhan yang Terkenal Kejam

15 Januari 2023   13:12 Diperbarui: 15 Januari 2023   13:29 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film--film masa kini -utamanya film dengan big budget, biasanya menjadikan sesuatu sebagai bintang utama yang menggerakkan cerita, bukan seseorang. Tak percaya? Tengok saja film--film sekelas "Twister" (Jan de Bont, 1996) yang dengan angin topan-nya, "Hard Rain" (Mikael Salomon, 1998) yang dengan banjir bandang-nya, hingga "The Day After Tomorrow"  (Roland Emmerich, 2004). 

Banyak yang mencibir, film--film dengan kualitas seperti ini cenderung mengedepankan sesuatu, demi menjual efek khusus. Ya, efek khusus-lah yang dipertaruhkan di sini. Jadinya kadang terdengar komentar sinis yang mengatakan film--film big budget itu menjual 99% efek dan hanya 1% cerita.

Tapi "City of God" bukan film big budget, setidaknya untuk ukuran Hollywood. Ini produksi Brazil, negara yang belakangan memang banyak menelurkan karya--karya spektakuler. Dan "City of God" menjadikan sebuah kota sebagai 'pemeran utama'-nya. 

Kota itu adalah Cidade de Deus (dalam bahasa Inggris bermakna 'City of God'), sebuah kompleks perumahan yang dibangun di tengah belantara kota Rio de Janeiro. Seiring dengan pertumbuhan kota sejak 1960-an, demikian cerita "City of God" bergulir. Melalui penuturan Buscape (Alexandre Rodrigues), kita diajak bertualang menyusuri perjalanan kelam kota ini sejak 4 dekade silam. 

Dengan alur yang dibuat maju mundur, City of God memulai kisah dengan menceritakan karakter--karakter yang 'mewarnai' kota tersebut. Salah satunya, Lil Dice (Leandro Firmino da Hora), penjahat paling berpengaruh yang sedari kecil memang sudah digambarkan masa depannya kelak akan seperti apa.

Lil Dice adalah salah satu karakter yang bisa jadi akan dipandang setaraf dengan Travis Bickle -tokoh antagonis yang rasanya tak akan mendapat simpati sedikitpun dari penonton- dari "Taxi Driver"  (1976). 

Apa sih dari diri Lil Dice yang patut mendapat simpati? Ia seorang yang egois, selalu ingin berbuat sekehendak hatinya, menembak seseorang akibat persoalan kecil, dan serentetan sifat jahat yang dipunyainya. Apa boleh buat, Lili Dice hanya punya sahabat karib yang berkawan dengannya sejak kecil. Tapi apa yang terjadi ketika sahabatnya tertembak musuhnya sendiri?


Salah satu daya tarik "City of God" ada pada alur yang dibuat maju-mundur. Bukan hal yang baru memang karena banyak sekali sineas yang entah dengan alasan apapun, pernah menggunakannya. Bahkan seorang Quentin Tarantino menggunakannya di "Kill Bill Volume 1" (2003). Ketika hal ini sudah jamak, maka tentu perlu 'sesuatu' agar dapat menyegarkan. 

Dan Fernando Meirelles yang dipercaya jadi sutradara menyelesaikan tugas dengan baik. "City of God" bukan sekedar 'film yang menggunakan teknik penceritaan non-linear'. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun