Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

7 Hal yang Paling Diharapkan dari Film Indonesia Tahun 2023

1 Januari 2023   13:56 Diperbarui: 6 Januari 2023   14:00 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. PEMERINTAH BUKA REGULASI TERKAIT PRODUKSI FILM DAERAH

Sukses film Makassar, "Uang Panai", di tahun 2016 membuka mata akan potensi film daerah. Hanya dengan jumlah pertunjukan terbatas, film tersebut bisa beroleh lebih dari 600 ribu penonton. 

Bandingkan dengan film nasional yang beroleh ratusan jam pertunjukan namun justru tak memperlihatkan performa yang bagus di box office.

Dalam hal ini pemerintah perlu membuat sejumlah regulasi yang memudahkan produksi film di daerah, bahkan jika memungkinkan pemerintah bisa memberikan stimulan mulai dari penyertaan modal/investasi, fasilitas gratis akomodasi, transportasi dll yang akan membuat produser tertarik untuk melakukan produksi film di daerah.

3. RISET UNTUK PEMETAAN PENONTON FILM INDONESIA SECARA KOMPREHENSIF

Selama film Indonesia diproduksi di Indonesia, kita tak pernah punya riset terkait pemetaan penonton film Indonesia secara komprehensif. Kita tak pernah memahami betul bagaimana kebiasaan penonton Jabodetabek atau Makassar. 

Kita belum bisa memahami faktor apa yang membuat penonton di Medan atau di Jogja tertarik menonton film Indonesia. Dan terutama kita tak pernah memahami seberapa sering sesungguhnya penonton di Bandung atau di Pontianak pergi ke bioskop dalam sebulan dan seberapa sering mereka menonton film Indonesia dalam jadwal mereka.

Data ini menjadi penting bagi produser karena kita bisa membaca film seperti apa yang sesungguhnya mereka inginkan untuk ditonton di bioskop atau seberapa besar keberpihakan mereka pada film dari negerinya sendiri. 

Dengan adanya data ini, baik pihak produser maupun pihak bioskop bisa mengkaji sebuah film sebelum beredar dan dari persebaran di tiap kota pun kita bisa memprediksi seberapa besar penyerapan dari film tersebut ke pasar nantinya.

4. MUNCULNYA INVESTOR DARI LUAR JAKARTA

Sudah saatnya film Indonesia tak "dikuasai" oleh PH-PH besar yang lebih berorientasi ke industri. Sudah saatnya investor dari luar Jakarta melihat aspek bisnis yang menarik dari produksi dan tertarik untuk berinvestasi secara jangka panjang di film. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun