Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

7 Hal yang Paling Diharapkan dari Film Indonesia Tahun 2023

1 Januari 2023   13:56 Diperbarui: 6 Januari 2023   14:00 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi membuat film. (sumber: KOMPAS/HERYUNANTO)

Setelah tiarap hampir 3 tahun karena pandemi, industri film Indonesia melakukan rebound dengan sangat gemilang. Hanya dengan 80-an judul yang beredar di bioskop tahun ini bisa menjual 54 juta lembar tiket dan memecahkan rekor yang tercipta di tahun 2019. 

Belum lagi dengan fakta bahwa akhirnya film Indonesia bisa menguasai 60% dari perolehan total box office di bioskop Indonesia yang tahun ini menjual sekitar 90 juta lembar tiket.

Dan tahun 2023 akan menjadi pembuktian. Apakah film Indonesia akan terus melaju atau stagnan atau malah akan terpuruk. Tapi tentu kita mengharapkan yang terbaik dan ada 7 hal yang bisa dilakukan untuk memelihara ekosistem sehat dari industri film tanah air.

1. PEMERINTAH BUKA REGULASI TERKAIT PAJAK FILM

Negara mendapatkan pajak yang cukup besar dari film dengan variasi penarikan pajak mulai dari 10-40% dari tiap tiket di tiap bioskop. 

Karenanya sudah perlu dikaji untuk skema pengembalian pajak dari industri kembali ke industri yang bisa digunakan untuk memproduksi film dengan tema/cerita menarik yang susah diproduksi oleh kalangan industri.

ISP
ISP

Selain itu pemerintah juga perlu mengkaji besaran pajak yang dikenakan ke penjualan tiket film Indonesia. Jika memungkinkan, besaran pajak dikurangi sehingga harga tiket film Indonesia bisa lebih murah dari tiket film impor yang pada akhirnya membuat produser tak perlu lagi membuat strategi BUY 1 GET 1 dll yang justru potensial "menurunkan" kualitas film Indonesia di mata penonton.

Skema pengembalian pajak juga bisa digunakan untuk mengamankan jumlah pertunjukan dari film Indonesia di 3 hari pertama rilisnya di bioskop. 3 hari pertama ini sangat urgent disikapi karena selalu menjadi penentu bertahan lama atau tidaknya sebuah film di bioskop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun