Di "8 Mile", Eminem bermain wajar sehingga mendapatkan penggambaran yang pas, dimana beberapa pihak memandangnya sebagai pencapaian akting yang bagus untuk ukuran pendatang baru. Atribut Eminem sebagai superstar betul--betul dilepaskannya, hingga tak tercium lagi keberadaan Eminem di film ini.Â
Yang ada hanyalah Rabbit, seorang pekerja keras. Bandingkan dengan sinetron kita, dimana para bintangnya kadang berpenampilan tak pantas untuk karakter tokoh yang dimainkannya. Adakah seorang pengamen dengan wajah mulus terawat dan rambut sebahu yang kentara betul sering di-rebonding ala Teuku Zacky?Â
Inilah yang mungkin bisa kita sebut sebagai 'pelecehan logika'. Di "8 Mile", Kim Basinger (peraih Oscar lewat "LA Confidential") pun rela saja tampil kumuh sebagaimana tokoh yang diperankannya. Dengan demikian, penonton pun meyakini keberadaannya di layar.
Walaupun dikonsep sebagai film hiburan, tak berarti "8 Mile" mengacuhkan mutu. Dari luar sepertinya film ini hanya menawarkan keriuhan dunia rap bawah tanah ala Detroit, padahal banyak pesan moral yang disisipkan di dalamnya.
Kita boleh jengah dengan penggunaan kata f**k dan s**t yang diucapkan hingga ratusan kali, namun kita juga tak bisa begitu saja memalingkan muka dari kenyataan bahwa 8 Mile mengobarkan semangat juang dan kerja keras demi mencapai sesuatu. Bahwa ada dunia 'lain' yang diisi oleh para pengangguran, orang--orang yang akrab dipanggil 'pecundang' dan sebagainya.
Dunia tak hanya diisi orang--orang berada saja dengan pameran kekayaan yang kadang membuat sebagian orang merasa muak, bukan karena iri, tapi karena tak suka dengan cara mereka menunjukkannya. Jadi, untuk para orang tua, jangan takut mengajak putra-putri anda menyaksikan film ini. Di luar penggunaan kata--kata umpatan dan beberapa adegan yang mengarah ke seksual, film ini bisa memberikan perspektif berbeda kepada mereka bagaimana mengarungi hidup dengan berjuang sekuat tenaga. Dengan keyakinan, impian tersebut bisa tercapai.
*tulisan ini sudah pernah dimuat di buku 101 Movie Guide edisi I 2013.
Ichwan Persada adalah sutradara/produser/penulis skenario, pernah menjadi dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute