Mohon tunggu...
Moch IchwanPersada
Moch IchwanPersada Mohon Tunggu... Seniman - Sutradara/Produser Film/Pernah Bekerja sebagai Dosen di Universitas Padjajaran dan SAE Institute
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Produser film sejak tahun 2011. Sudah memproduseri 9 film panjang termasuk nomine Film Dokumenter Terbaik FFI 2012, Cerita Dari Tapal Batas. Menjadi sutradara sejak 2019 dan sudah menyutradarai 5 serial/miniseri dan 5 film pendek. Mendirikan rumah kreatif Indonesia Sinema Persada dan bergiat melakukan regenerasi pekerja film dengan fokus saat ini pada penulisan skenario.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

7 Film Indonesia yang Patut Ditunggu Tahun Depan

27 Desember 2022   09:25 Diperbarui: 27 Desember 2022   09:32 1319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

7 Film Indonesia Yang Patut Ditunggu Tahun Depan

Tahun 2022 menjadi tahun yang istimewa bagi film Indonesia. Selain memecahkan rekor box office yang tercipta di tahun 2019, tahun ini juga menjadi tahun dimana film Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dengan penguasaan 61% di bioskop.

Karenanya tahun depan menjadi tahun yang patut ditunggu dengan sejumlah film Indonesia terpilih.

1. AUTOBIOGRAPHY

Film peraih puluhan penghargaan dari sejumlah festival prestisius di seluruh dunia tersebut akhirnya memastikan akan dirilis di bioskop mulai 19 Januari 2023. "Autobiography" meraih 7 nominasi di Festival Film Indonesia 2022 dan membawa pulang 1 Piala Citra untuk kategori Penulis Skenario Terbaik.

Film yang disutradarai Makbul Mubarak ini bercerita tentang Rakib (Kevin Ardilova), pembantu rumah tangga berusia delapan belas tahun tinggal di rumah pedesaan ketika Purna (Arswendy Bening Swara), pemilik rumah, tiba-tiba kembali. Seorang pensiunan jenderal, Purna telah mendeklarasikan diri sebagai kandidat dalam pemilihan walikota lokal, menjalankan kampanye yang berfokus pada modernisasi dan pembangunan. Desa ini sering mengalami pemadaman listrik dan Purna mengusulkan untuk membangun pembangkit baru --- yang mengharuskan banyak penduduk menyerahkan tanah mereka. Karena ayahnya dipenjara dan saudara laki-lakinya bekerja di luar negeri, ada sosok ayah dalam kehidupan Rakib yang diisi oleh Purna. Purna menjadikan Rakib sebagai anak buah, peran yang tampaknya ingin diambil oleh bocah itu --- sampai tindakan vandalisme kecil membuat Purna marah. Dia memerintahkan Rakib untuk melacak pelakunya, yang dihukum secara brutal atas kejahatannya. Menyadari bahwa dia terserap ke dalam budaya kekerasan, Rakib mencoba melarikan diri.

2. BAYI AJAIB

Melalui lini barunya, Falcon Black, Falcon Pictures akan merilis film horor perdananya berjudul "Bayi Ajaib". Film ini adalah ulang buat dari film yang dirilis tahun 1982 berjudul sama. Rako Prijanto diberi tanggung jawab sebagai sutradara dan mengarahkan bintang-bintang kaiber seperti Vino G Bastian, Adipati Dolken, Teuku Rifnu Wikana hingga Desy Ratnasari.

"Bayi Ajaib" bercerita tentang Kosim (Vino G Bastian), menjadi kaya mendadak setelah menemukan emas di sungai desa Hirupbagja. Dia segera menikahi Sumi (Sara Fajira) dan hidup makmur sebagai juragan tanah. Ketika anak mereka lahir, Didi (Rayhan Cornelis Vandennoort), jiwanya sudah dirasuki arwah Albert Dominique (Willem Bevers), yang haus darah dan meneror warga desa. Kosim berusaha menutupi kenyataan ini karena dia sedang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa yang baru. Dia harus bisa mengalahkan Soleh (Teuku Rifnu Wikana) yang sudah mendapatkan simpati dari warga desa. Namun ketika arwah tersebut berbalik mengancam kehidupan keluarganya, Kosim memutuskan untuk membebaskan Didi dari jeratan pengaruh Albert Dominique. Untuk itu, Kosim harus berhadapan dengan Dorman (Adipati Dolken), dukun hitam, yang ingin membalaskan dendam kakek buyutnya pada orang-orang yang telah menghancurkan kehidupannya.

3. GALANG

Film ini terinspirasi dari tragedi konser musik di Asia Africa Cultural Center, Bandung, pada 9 Februari 2008. Sebuah peristiwa yang dianggap menjadi sejarah kelam di kancah musik underground. Sutradara Terbaik Festival Film Indonesia 2014, Adriyanto Dewo, mengarahkan Elang El Gibran dan Asmara Abigail di film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun