Mohon tunggu...
Ichsan ibnoe hazard
Ichsan ibnoe hazard Mohon Tunggu... Teknisi - Alerta

Walaupun kata kata membuat orang percaya kebenaran, tapi sejatinya kebenaran tak ada kaitanya dengan kosa kata apapun!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diskriminatif Ied Adha

15 Juli 2022   00:10 Diperbarui: 15 Juli 2022   02:30 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagaimana yang kita tahu, ied adha merupakan peristiwa penting kedua bagi umat muslim setelah ied fitri. Ied adha merupakan ritual penting yang diawali oleh muzizat yang diberikan kepada nabi ibrahim, muzizat penyembelihan anaknya ismail as yang Tuhan gantikan dengan Domba kiriman dari syurga. 

Saya tidak akan menceritakan bagaimana kisahnya berjalan, mungkin para pembaca tulisan ini lebih mafhum dari saya mengenai detail kejadian tersebut. 

Dari kejadian mukzizat tersebutlah memunculkan ritual penyembelihan hewan kurban sebagai bentuk mensyukuri atas nikmat yang telah diberikan Tuhan kepada manusia, yang dimana bertujuan untuk lebih meningkatkan rasa kemanusian kepada sesama, khususnya kepada orang-orang yang diperuntukan mendapatkan daging hewan kurban yang disembelih. 

Mungkin sekalian pembaca sedang menyerngit dahi ketika membaca judul daripada Tulisan saya, atau sedang menpersiapkan opini untuk menyerang tulisan saya ini sebab terlalu vulgar. 

Maka ijin saya untuk memperjelaskan apa yang saya maksud daripada judul tulisan saya. Diskriminatif ied adha, saya mengatakan dengan sadar lagi tanpa pengaruh apapun atau tekanan dari sudut manapun, Ied adha mengambil muzizat ibrahim tersebut sebagaimana ritus wajib bagi para pemeluk yang diberikan harta yang cukup, 

Bagi saya, diskrimnatif mengenai srata sosial inilah yang melanggengkan hegemoni kaum atas dan bawah menyoal kesetaraan sosial yang kerap masih menjadi perkara yang tabu. Lain lagi, ritus penyembelihan ini tepat dijaman yang beredar kali ini, telah mentraformasikan arti yang sesungguhnya. 

Menjadi lomba-lomba borjuis dalam jumlah paling banyak berkurban, sebagai bentuk kampanye, menarik simpatisan atau senada dengan itu. Namun, saya lagi lagi tidak akan mengubris perkara ini, menyoal niat siapa yang lebih tahu daripada si penyembelih dan Tuhan yang menciptakannya. 

Saya hanya ingin sekedar membuka cakrawala para pembaca dan sekalian kawan-kawan yang selalu mengaitkan dan merumuskan ritus pengorbanan tersebut hanya diperuntukan kepada kaum-kaum atas (borjuis) borjuisasi inilah yang memberangkat saya menulis diskriminatif ied adha. 

Ritual pengorbanan yang berlaku di hari-hari jemaat haji sedang wukuf diarab saudy sana, tujuan hakiki daripada ritual tersebut tak lain hanyalah sebatas seberapa cintanya kita terhadap syariat-Nya. 

Pengorbanan menyembelihan hewan kurban ialah salah satu cara menyampaikan pengorbanan kecintaan kita kepada Tuhan yang segala maha. Maka, paradigma yang terlanjur di interpretasikan ini harus dilawan dengab sekuat dan keyakinan penuh kepada Tuhan dalam koridor yang hakiki. 

Dan mengembalikan paradigma hakiki menyoal pengorbanan ritual penyembelihan sebagai etos sosial dan peningkatan kualitas ketaatan. Dan pengorbanan juga kecintaan kepada sesama pada hari ied adha harus ditularkan dihari-hari berikutnya yang akan mengembalikan revolusi yang telah lama di idamkan. Maka paradigma sehat ini akan membawa hidup yang dinamis, mengugah dan imperatis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun