Bukan hanya manusia dan antar umat beragama yang bisa bertoleransi tapi bangunan yang cantik dan gagah juga bisa bertoleransi. Jika diberi nyawa, siapa yang bisa menjamin mereka tidak jatuh cinta?Â
Antara adzan yang berkumandang dan lonceng yang berdentang, antara kiblat yang menentukan arahku pulang dan salib yang membuatmu tenang, antara manisnya syahadat dan dahsyatnya syafaat, antara hitungan tasbih dan kalung rosario, aku percaya antara sujudku dan genggaman tanganmu akan bertemu di amin yang sama.
Kedekatan mereka bahkan sudah menjadi bukti adanya cinta di antara mereka tanpa harus diberi nyawa, cinta itu tetap bersinar.
Bahkan dari rasa cinta itu mereka akan selalu berdiri kokoh dalam teduhnya keimanan masing-masing.
Dan hanya bertegur sapa antara azan yang berkumandang & lonceng yang berdentang.Â
Tidak ada tembok diantara mereka, tapi mereka tetap tidak menyatu.. mereka saling memandang, tapi tidak bisa saling berpegang. Tuhan mereka lah yang memberikan bahu untuk masing masing bersandar dan kokoh berdiri dan memberikan manfaat bagi para umatnya. Karena mereka lah bukti nyata dari tembok yang tidak terlihat itu
Bahkan Katedral dan Istiqlal pun hanya berani menatap, tanpa beranjak mendekap. Tidak apa apa tak bisa bersatu, setidaknya aku bisa terus memandangimu
Ngerti kan kenapa mereka dibangun berhadapan dan bersebrangan.Â
Komen yang baik ya teman teman jadikan ini bukan sebagai ajang untuk membanggakan agama, melainkan saling mendukung dan indahnya bertoleransi antar umat beragama.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI