Mohon tunggu...
Ichsan Andika
Ichsan Andika Mohon Tunggu... Lainnya - ...selama ia tidak menulis, ia akan hilang didalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Ernst Schnabel meninggal 25 Januari 1986. Siapa tau ada hubungannya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tapak Petilasan Sabrang Wetan

27 Maret 2020   09:31 Diperbarui: 27 Maret 2020   09:47 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Iblis tersenyum, lalu diangkat bahunya. Aku tak tahan lagi, kutebas saja lidahnya. Iblis menjerit tertahan, lidahnya jatuh didekat kakiku. Kulepas cekikan, kuhempas lehernya kearah api unggun, lalu kutendang lidahnya kedalam nyala api.

Melihat keributan ini, para penjaga pada bersiap, tapi Kanjeng Nabi Musa menyuruh mereka kembali menjauh. Urusanku dengan Iblis tak boleh diganggu.

Iblis terbatuk-batuk, lalu bangkit lagi. Sekarang ia duduk bersimpuh dihadapan kami berdua. Aku duduk kembali disamping Kanjeng Nabi Musa.

"Kangmas Mahapatih, kalau dipotong lidahnya, bagaimana mau berbincang?"

"Tenang, Adimas. Beri api waktu."

Tak berapa lama kemudian, Iblis kembali mengangkat wajahnya.

"Sakit, Iblis?" Kanjeng Nabi Musa menanti jawaban.

"Tidak, Baginda Nabi. Hanya terasa dingin menusuk. Terima kasih pada Baginda Nabi Harun sudah melempar lidah hamba ke api."

"Itu peringatan terakhir, Iblis." Aku angkat bicara, "Yang berikutnya gentong air."

"Mohon maaf, Baginda. Hamba bukan diutus Allah ke Mesir, tapi inisiatif sendiri. Dan hamba bersumpah demi Dia Yang Memanjangkan Umur, tak pernah sekalipun hamba menyelusup ke kampung budak Yahudi. Jibril sering seliweran disana, Baginda. Hamba pasti ketahuan."

"Inisiatif? Ada urusan apa kau di Mesir?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun