Mohon tunggu...
Annisa Fauziah
Annisa Fauziah Mohon Tunggu... Freelancer - human

human who have come to earth since 2001

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Gadis Psikopat

27 Februari 2020   06:06 Diperbarui: 27 Februari 2020   06:43 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Seorang gadis duduk tenang didepan sebuah aquarium kecil yang berisi seekor ikan hias.B ola matanya terus memandangi ikan itu, seakan tidak ingin satu detikpun pandangannya terlepas. Sudah berjam-jam ia hanya melakukan kegiatan itu,tapi matanya tidak lelah sedikitpun.

Ia mulai memasukkan tangannya kedalam aquarium kecil itu, perlahan-lahan air diaduknya, namun semakin lama adukannya semakin kencang. Ikan hias yang ada aquarium mulai bergerak tidak teratur kesana-kemari akibat guncangan hebat dari tangan gadis itu.

Setelah gadis itu berhenti mengguncangkan air yang ada di aquarium, ia menangkap ikan hiasnya dengan kedua tangannya. Diangkatnya ikan tersebut keluar dari air, lalu digenggam sekuat tenaganya dan dicampakkannya kelantai. Tidak puas, ia mengambil kembali ikan yang telah terjatuh itu dan mencampakkan ikan itu kembali kelantai. Ia tetap tidak puas, hingga akhirnya ia menginjak-injak ikan itu dengan kaki telanjang.

Gadis itu tersenyum puas sambil menatapi kematian ikan hiasnya. Ia kembali memandangi aquarium kecilnya, berharap ada beberapa ikan lagi yang bisa dimainkannya. Namun, ternyata ikannya sudah tidak ada lagi.

***

Gadis itu berjalan kekelasnya seorang diri, tidak ada seorangpun yang mau menjadi temannya, meskipun hanya untuk sekedar berjalan bersama. Semua teman-temannya takut padanya, bahkan tak jarang ada guru yang takut dan menjaga jarak dengan gadis itu.

Hari ini ia mengikuti pelajaran olahraga pada jam pelajaran pertama. Setelah mengganti pakaian olahraga, semua murid dikelasnya beranjak ke lapangan basket karena materi hari ini adalah permainan bola basket. Pak Yono,sebagai guru olahraga mereka, mengajarkan beberapa tekhnik dalam permainan bola basket. Setelah itu, satu persatu murid dibagi menjadi beberapa tim yang akan ditandingkan.

"Nela, kamu bergabung dikelompok dua," suruh Pak Yono kepada gadis itu.

Gadis itu hanya mengangguk, tidak mengatakan sepatah katapun kepada gurunya.Ia memang sangat pendiam, mungkin akibat seringnya ia menyendiri sehingga tidak terbiasa dalam berbicara.

"Pak, saya tidak ingin sekelompok dengan Nela," kata Ibni seakan tidak menerima gadis itu bergabung dengan kelompoknya.

"Saya juga, Pak,"sambung Tika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun