Mohon tunggu...
Icha Nors
Icha Nors Mohon Tunggu... Guru - ibu rumah tangga, pendidik

Berhenti melihat jam/waktu dan mulai melihat dengan mata\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Perilaku Agresif : Penyebab dan Penanganannya

16 November 2011   11:17 Diperbarui: 4 April 2017   16:17 14785
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sepanjang pagi iniFiko terlihat hanya mondar- mandir mengitari ruang kelas. Giginya gemeletuk dan tangannya mengepal menahan kemarahan. Seperti biasa Dino teman sebangkunya memanggil dengan suara agak keras menyuruhnya bergabung duduk dalam kelompok mainnya. Tapi tiba-tiba suaranya berubah menjadi lengkingan yang luar biasa memilukan. Rupanya ajakan Dino disambut dengan jotosan Fiko di bagian dahinya. Anehnya Fiko malah terbahak-bahak kegirangan."

Illustrasi di atas benar-benar terjadi di kelas dimana saya bertugas. Setiap tahun ada saja pendaftar dengan katregori anak berkebutuhan khusus. Dan kali ini kelainan itu berupa: Perilaku Agresif.

Ketika anak memasuki usia 3-7 tahun perilaku agresif menjadi bagian dari perkembangan mereka, dan sering menimbulkan masalah, tidak hanya di rumah tapi juga di sekolah. Dan jika keadaan ini menetap maka ada indikasi mengalami gangguan psikologis.

Dampak utama dari perilaku agresif ini adalah anak tidak mampu berteman dengan anak lain atau bermain dengan teman-temannya. Keadaan ini menciptakan lingkaran setan, semakin anak tidak diterima oleh teman-temannya maka makin menjadilah perilaku agresif yang ditampilkannya.

Ada perbedaan perilaku agresif yang sifatnya situasional dengan perilaku agfresif yang merupakan respon dari keadaan frustasi , takut atau marah dengan cara menyakiti orang lain.

Karakteristik Perilaku Agresif

Perilaku agresif memang paling menarik perhatian dibanding sifat lain dari gangguan emosional dan perilaku. Perilaku agresif bisa bersifat verbal maupun nonverbal. Perilaku agresif yang biasanya nampak adalah memukul, berkelahi, mengejek, berteriak, tidak mau mengikutio perintah atau permintaan, menangis dan merusak. Anak yang menunjukkan perilaku ini biasanya dianggap pengganggu atau pembuat onar.

Sebenarnya anak yang tidak mengalami masalah emosi juga menampilkan perilaku yang disebutkan di atas, tetapi tidak sesering dan seimpilsif anak yang memiliki masalah emosi dan perilaku.

Perilaku ini biasanya diperkuat dengan adanya penguatan dari lingkungan berupa status dianggap hebat oleh teman sebaya atau didapatkannya sesuatu yang diinginkan, termasuk melihat temannya yang menangis karena dipukul olehnya.

Perilaku agresif adalah bagian dari perilaku antisosial, mencakup beberapa macam tindakan agresif, ancaman, secara verbal terhadap orang lain, perkelahian perusakan, vandalis, pembakaran, kabur dari rumah dan lain-lain.

Penyebab dan Penanganan

Ada 4 faktor utama penyebab perilaku agresif, yaitu:


  1. Gangguan biologis dan penyakit
  2. Lingkungan keluarga
  3. Lingkungn Sekolah
  4. Pengaruh budaya yang negatif.

Perlu diingat bahwa penyebab ini sifatnya komplek dan jamak. Jadi tidak mungkin hanya satu faktor saja yang menjadi penyebab timbulnya perilaku agresif.

Penanganan masalah perilaku agresif harus dilihatdan dilakukan secara menyeluruh, artinya semua pihak termasuk guru dan orang tua serta lingkungan sekitar.

Karena kelemahan anak agresif adalah ketidak mampuan menguasai keterampilan sosial, maka diharapkan orang tua dan guru dapat mengajarkan bagaimana cara menanggapi perasan orang lain dan perasaan dirinya sendiri serta perilaku yang tepat dalam bertingkah laku dalam suatu lingkungan. Misalnya dengan cara melatih mengungkapkan perasaan yang dirasakan, senang, sedih, marah, gembira dan perilaku seperti apa yang harus dilakukan ketika ada teman yang mengambil barang tanpa minta izin. Bentuk pengajaran bisa berbentuk role play.

Dengan demikian anak mendapatkan model perilaku yang positif dengan mengetahui bagaimana harus bersikap dalam situasi sosial tertentu.

Teknik lain adalah mengatasi agresivitas dengan menampilkan tingkah laku positif sebagai model dalam merespon perilaku agresif dan membantu anak berlatih menampilkan perilaku nonagresif.

Menerapkan hukuman juga merupakan pilihan mengatasi perilaku agresif yang terjadi. Guru dan orang tua harus memahami dan membantu anak yang menjadi korban. Dukungan yang paling maik adalah dengan mengembangkan perasaan bahwaanak yang menjadi korban perilaku agresif sebenarnya mampu mempertahankan mereka sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun