Mohon tunggu...
Icha Nors
Icha Nors Mohon Tunggu... Guru - ibu rumah tangga, pendidik

Berhenti melihat jam/waktu dan mulai melihat dengan mata\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

26.000 ABK Belum Tertangani, Seharusnya Ada 3 SLB Setiap Kabupaten

25 Mei 2013   13:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:03 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamis pagi pukul 07.30 WIB kakiku untuk kali pertama menjejak di SLB Jepara untuk mengikuti acara “Fasilitasi Pengembangan Kelembagaan Penguatan Jejaring Pendidikan Khusus Melalui Penyuluhan Tentang Anak Berkebutuhan Khusus” Oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah di SLB Jepara, atas undangan seorang teman pendidik di Sekolah Luar Biasa tersebut.

Sampai di gerbang Sekolah aku berdua dengan temanku disambut ramah oleh warga SLB. Kepala SLB, Bapak Suwandi DP, S.Pd. M.M yang berdiri menyambut tetamu undangan di bibir tangga juga tak kalah ramah mempersilakan kami naik menuju aula. Tak berapa lama aula segera dipenuhi tamu undangan dan peserta penyuluhan.

Muhammad Adib, seorang siswa tuna netra berseragam batik biru celana pendek melantunkan lagu-lagu Padi diiringi solo organ dengan sangat apik untuk mengisi pra acara. Suara Adib yang merdu membuat undangan dan peserta penyuluhan terhanyut, bahkan tak sedikit yang menitikkan air mata karena haru, melihat kondisi Adib. Adib saat ini duduk di klas VII SMPLB yang pada tahun 2012 memenangkan lomba menyanyi tingat Nasional bagi ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) dan sudah masuk dapur rekaman serta menjadi bintang iklan PLN.

[caption id="attachment_255799" align="aligncenter" width="300" caption="Adib yang telah memukau hadirin"][/caption] Pemahaman tentang ABK oleh masyarakat masih kurang dan keluarga atau orang tuanya malah cenderung menyembunyikan keberadaan ABK karena malu. Selain itu jumlah SLB yang terbatas dan jauhnya dari jangkauan (sekolah dan tempat tinggal orang tua ABK) disinyalir menjadi salah satu penyebab orang tua cenderung tidak menyekolahkan putera-puterinya ke SLB dan membiarkannya berdiam diri di rumah.

Tapi saaty ini sudah ada beberapa SD dan SMP inklusi sebagai lembaga darurat untuk melayani para ABK. Di Jepara sudah ada 4 SD Inklusi, yaitu SDN Kriyan I Kalinyamatan, SDN Sowan Lor I Kedung, SDN Karangggondang 5 Mlonggo dan SDN Jenggotan Kembang. Sedang 2 SMP Inklusi berada di SMPN I Kedung dan SMPN Kembang, demikian yang diungkapkan oleh Drs. Mustaqim, MM dalam sambutannya mewakili Kepala Disdikpora Kabupaten Jepara.

[caption id="attachment_255808" align="aligncenter" width="300" caption="Drs. Mustaqim, MM saat memberi sambutan"]

1369462825117322960
1369462825117322960
[/caption] Tepat pukul 09.00 WIB acara yang diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari 16 orang perwakilan UPT Dinas Dikpora, 10 orang dari PKK dan 24 Kepala/Pendidik PAUD (KB/RA/TK) se Kabupaten Jepara dibuka oleh Dra Hj. Marfu’ah dari Diksus Dinas Dikpora Jawa Tengah. Dalam sambutannya Dra. Hj. Marfu’ah menjelaskan tujuan dari penyelenggaraan acara ini, yaitu memberi pengetahuan kepada tokoh-tokoh masyarakat, pendidik dan tenaga kependidikan agar tergerak mau berperan serta dalam memberi layanan kepada ABK yang setiap tahunnya jumlahnya makin bertambah dan tidak diimbangi oleh ketersediaan lembaga pendidikan Luar Biasa. Contoh saja, di Jepara yang wilayahnya amat luas ini bahkan ada satu Kecamatan yang berada jauh terpisah oleh lautan dari pusat kota kabupaten, yaitu Karimun Jawa, hanya memiliki satu SLB. Seharusnya 1 Kabupaten minimal mempunyai 3 SLB agar semua ABK terlayani.

Ada 26.000 ABK belum tertangani atau belum mendapat perlakuan dan pendidikan yang layak (belum sekolah di SLB maupun Inklusi).

ABK adalah tanggung jawab kita bersama. Tak sedikit dari mereka yang telah berhasil mengharumkan bangsa dan Negara di ajang internaasional. Mereka mempunyai hak untuk diperhatikan dan dikembangkan bakat keterampilannya sebagai bekal kelak hidup di masyarakat agar bisa mandiri dan tidak selalu bergantung pada orang lain, tegasnya lebuh lanjut.

Menginjak acara inti setelah acara pembukaan ditutup dengan do’a bersama, seorang gadis cantik tuna rungu dan tuna wicara bernama Rista Sari klas X SMALB melenggok gemulai indah membawakan tari “Srikandi” kemudian dilanjutkan atraksi pantomim dengan tema “Lestarikan Hutanku” oleh A’an Abdullah kls X SMALB, pemenang juara 1 tingkat Jawa Tengah 2012 yang pada Juni nanti maju ke tingkat Nasional di Medan.

[caption id="attachment_255812" align="aligncenter" width="300" caption="Aan Abdillah sedang beraksi"]

13694630252049213288
13694630252049213288
[/caption] [caption id="attachment_255815" align="aligncenter" width="300" caption="Rista Sari gadis tuna rungu dan tuna wicara yang memesona"]
13694632051563678008
13694632051563678008
[/caption] Acara penyuluhan tentang ABK oleh Balai Pengembangan Pendidikan KhususDinas pendidikan provinsi jawa Tengah selama sehari ini akan disampaikan oleh 2 orang pemateri, yaitu Dr.Dodik Sanjaya dan Selamet P yang akan mengupas tuntas tentang ABK,karakteristik, penyebab dan penanganannya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun