Mohon tunggu...
Rizal Wahid Permana Putra
Rizal Wahid Permana Putra Mohon Tunggu... Guru - A lifetime learner

Penulis abal-abal, hobinya pijat urut papan ketik.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Normal Baru Alhamdulillah, tuk Dipakai Setelah Hari Raya

29 Mei 2020   08:29 Diperbarui: 29 Mei 2020   08:20 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hanya sebuah judul tulisan biasa, bukan judul lagu".

Ngomongin soal Normal Baru atau dalam Bahasa Inggris disebut New Normal, apa sih yang kalian ketahui tentang New Normal? Lalu apa dengan adanya New Normal, berarti kita kemarin-kemarin itu Old Normal dong?

Pemerintah, akhir-akhir ini sepertinya mengeluarkan kesaktian menyelam sambil minum air. Nah loh, maksutnya gimana tuh? Selain sedang sibuk menangani penyebaran virus Covid-19 tapi juga mengajarkan kita beberapa padanan kata baru lho, baik dalam Bahasa Inggris maupun dalam Bahasa Indonesia. Kalau dipikir-pikir, sepertinya masyarakat kita sudah fasih alias di luar kepala. Mulai dari padanan kata Social Distancing, Physical Distancing, PSBB, Mudik, Pulang Kampung, hingga the one and only New Normal. 

Kalau kata anak gaul sekarang nih ya; ini sih keren banget gitu loh which is kita bisa tahu beberapa padanan kata atau istilah kata baru. To be honest, sebagian masyarakat kita mungkin belum mengenal beberapa padanan kata itu sebelumnya. But, you know setelah wabah Covid-19 ini terjadi di Indonesia, hampir semua kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang tua pun akhirnya tahu beberapa istilah itu.

Dan yang lebih keren lagi, banyak masyarakat kita yang akhirnya tahu, ternyata Mudik dan Pulang Kampung itu berbeda lho. Perbedaan makna antara kata Mudik dan Pulang Kampung tersebut itu diungkapkan saat Presiden hadir di acara talkshow gitu. Sontak saja jadi bahan perbincangan netizen di berbagai media sosial terutama Twitter, receh abisssss. Emang gak ada matinya netizen kita.

Nah yang paling kekinian, ada lagi dong istilah baru yang dipakai Pemerintah, New Normal istilah barunya. Keren gak sih? Istilah New Normal itu secara resmi diungkapkan di Istana Merdeka, Jakarta pada Jum'at 15 Mei 2020, "Kehidupan kita sudah pasti berubah untuk mengatasi risiko wabah ini, itu keniscayaan. Itulah yang oleh banyak orang disebut sebagai New Normal atau tatanan kehidupan baru".

Istilah New Normal sendiri mengacu pada perilaku manusia setelah wabah virus Corona dengan menerapkan protokol pandemic Covid-19. For your information, istilah New Normal ternyata sudah lama dikenal di dunia bisnis dan ekonomi sejak 2007-2008 setelah krisis keuangan, 2008-2012 resesi global, dan kini saat wabah virus Covid-19.

Meanwhile, kalau menurut cuitan Badan pengembangan dan Pembinaan Bahasa di sosial media Twitter, New Normal merupakan padanan kata yang artinya Kenormalan Baru. Kenormalan Baru diartikan keadaan normal yang baru yang belum pernah ada sebelumnya.

Lantas apa hubungannya New Normal dengan kehidupan kita di tengah pandemi Covid-19? Hubungannya jelas tidak baik-baik saja kayak hubunganku dengan kamu, iyaa kamu. Mau tidak mau, New Normal ini mengharuskan kita untuk beradaptasi dengan kenormalan baru, seperti memakai masker ketika keluar rumah, selalu mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik ketika berada di keramaian.

 Nah, makanya at least kita harus say thank you kepada Pemerintah dong karena sudah mengenalkan beberapa istilah baru. Lalu, apakah dengan New Normal ini kita harus berdamai dengan si Corona? Then, apakah virus Covid-19 mau berdamai dengan dengan kita? Jika tidak, yaa sepertinya kita yang harus menyebarkan menyebarkan virus kedamaian sambil nyanyi lagunya Slank, "Ku tak bisa jauh-jauh darimu'.

Are you ready? Oke... pertanyaannya saya ganti, harusnya. ARE WE READY?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun