Mohon tunggu...
icai
icai Mohon Tunggu... wiraswasta -

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Berjuanglah!

17 Oktober 2011   02:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:52 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Desau angin diantara dedaunan sehalus sutra dan kemilaunya mentari diantara dahan-dahan yang kokoh. Kabut semalam yang menyelimuti bumi, hilang bagai ditelan masa. Sekumpulan pipit terbang rendah diatas perapian yang mulai menyala. Gemuruh alam mulai menyapa, dan nafas-nafaspun mulai beradu.

Bersiaplah!

Harum tanah yang kau pijak serta rerumputan yang merayu menunggu tanganmu. Cipratan air pematang berbaris menunggu langkahmu. Tikus-tikus berlarian saling bercanda melepas rindu semalam. Gubuk tua menampakkan diri seolah menunggu setiap gadis-gadis yang datang. Cangkul dan pacul berlomba menjadi kekasih yang tak pernah lelah bercumbu.

Berjuanglah!

Tangkaplah masa-masa panen yang indah, bulir padi yang menawan, senyum petani kepada anaknya serta pesona mesin-mesin pengolah harapan. Jalinkan jari-jemari diantara berkarung-karung keindahan. Dekaplah ia dan sangkutkan diantara piring-piring yang suci, gelas-gelas yang bening dan seceret susu kehidupan.

Tersenyumlah!

Nikmatilah tidurmu. Rasakan desahan nafas yang tertahan. Bulir-bulir air yang menyentuh pipimu adalah kepuasaan yang tak terkirakan. Keindahan dari segala keindahan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun