Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Menjadi Pelengkap Penderita di Pesta Nikah Kaesang

17 Desember 2022   18:32 Diperbarui: 17 Desember 2022   18:44 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Undangan Nikah Kaesang Erina (Dokpri)

Mohon maaf kalau ada orang-orang yang tersenggol dengan tulisan saya. 

Namun ini pengalaman nyata, bukan rekayasa. Tidak ada maksud menyalahkan pihak manapun, apalagi keluarga Jokowi. 

Saya perlu tuliskan fakta yang terjadi di lapangan, tidak perlu ditutupi apalagi dilupakan, supaya semua Tim Panitia bisa berbenah diri.  

Nah, jika  info Pernikahan Kaesang yang bersliweran di sosmed dan media massa adalah info positif, bagus-bagus, dan menyegarkan, termasuk keseruan para tamu VVIP, ijinkan saya mengungkapkan pengalaman kurang menyenangkan. Bahkan  saya sebut itu pengalaman sebagai relawan yang menjadi Pelengkap Penderita di Pernikahan Kaesang. 

Hal itu sebenarnya salah saya sendiri. Sudah ada tanda tanda kekacauan jika ikutan rombongan relawan ini. 

Saya tidak bergabung secara aktif ke organisasi relawan. Namun  saya mendukung duet Jokowi Ahok pada Pilkada Jakarta sejak belasan tahun lewat postingan saya di sosmed, termasuk di Kompasiana. 

Paling tidak, saya pernah makan siang di istana bersama Kompasianer terpilih. Lanjut saya pernah mendapat penghargaan dari Dewan Pertimbangan Presiden saat dua tahun kepresidenan  Jokowi. Jadi begitulah cara saya mendukung Jokowi. 

Kembali ke acara Keluarga Jokowi, 11 Desember lalu. Pada H-4  temen saya yang "the real relawan" posting di WAG umum (bukan WAG relawan). Dia menawarkan masih ada slot ikut bis memenuhi undangan  Kaesang ke Solo. 

Terus terang sebenarnya saya sudah mencium, pola kerja oknum relawan yang "amatiran". Karena itulah, ketika mengajak putri saya, yang bergelar Master dati Tsinghua University Beijing, dia menolak bahkan memperingatkan, "Tidak usah ikut. Nanti Mama kecewa dengan cara kerja amatiran begitu."  

Ternyata betul. Ajakan relawan itu karena  bis-nya masih kosong, butuh belasan orang yang mau patungan bayar bis sekian ratus ribu. Sedangkan saya dengar, sebenarnya transportasi dan akomodasi buat relawan itu gratis.  Bahkan bisik bisik, ada tim  relawan dapat sangu Rp 250 ribu jika nau ke Solo. 

Mimpi bisa bersalaman dengan Jokowi dan Penganten

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun