Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

New Normal Pendidikan Versi PDI Perjuangan: Masalah atau Bisalah?

7 Mei 2021   17:00 Diperbarui: 7 Mei 2021   17:01 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

b. langsung membuat terobosan mendidik dan memintarkan muridnya, peserta didiknya.  Apalagi jika kita memperhatikan kualitas siswa dan peserta didik di seluruh Indonesia, yang selama ini jelas-jelas sangat jomplang terutama di Daerah 3T Terdepan, Terluar, Tertinggal

Terus terang saja ya,  peserta didik dan siswa generasi milenial sekarang tidak butuh 'guru guru jadul'. Guru guru  yang merasa dia adalah pusat informasi satu-satunya. Kenyataan saat ini, 

  • siswa bisa belajar pada siapa saja, 
  • di mana saja (tidak harus duduk di kelas) 
  • dan sumber pengetahuan ada di mana-mana
  • Bahkan  lebih efektif,  para murid milenial dibimbing orangtuanya untuk mencari pengetahuan dari aplikasi tepat di internet dan televisi.   

Jadi terobosan Out ot The Box  yang harus dilaksanakan saat ini dengan keterbatasan waktu adalah mendidik murid, bukan mendidik guru.  

Karena itulah, sambil menunggu janji Pemerintah, Kementerian Kominfo dan BAKTI segera meng-internet-kan semua sekolah Indonesia, maka perlu dibuat terobosan belajar lewat Televisi. 

Bahwa siaran jarak jauh lewat televisi dan internet Sekolah Megana itu :

  • langsung mendidik, mengajar muridnya secara rutin lewat daring / online di televisi dan kanal internet 
  • materi pembelajaran sesuai Kurikulum Kemendikbud Ristek 
  • materi kurikulum yang "membosankan" jika dibaca begitu saja, diubah menjadi siaran televisi dan youtube yang menarik 
  • proses pembelaharan dilaksanakan setiap hari dengan jadwal yang jelas
  • sesuai dengan tingkatan kelas, dari kelas 1 SMP sampai 3 SMA dan setara 

Komunitas penggagas Sekolah TV Megana sebenarnya sejak awal corona,  adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh, learning from home,  sudah menyampaikan terobosan penting pendidikan kepada para pengambil keputusan negeri  ini. Namun belum ada tanggapan. Apakah itu indikasi bahwa para pengambil keputusan negeri ini, sesungguhnya tidak benar-benar perduli pada nasib siswa dan peserta didik, para generasi muda Indonesia? 

Kita menyaksikan para pengambil keputusan pendidikan lebih sibuk mencari proyek : penyediaan  HP gratis, laptop gratis,  kuota pulsa, dan sebagainya yang cuma berindikasi proyek. Mengenai inti pendidikan  yakni materi pembelajaran  dan pengajaran diserahkan pada guru. Padahal semua juga tahu, mayoritas guru di Indonesia tidak mampu memberi pelajaran jarak jauh yang efektif dan menarik.  Laporan siswa dan keluhan orangtua membuktikan hal itu.  Demikian juga program TV edukasi Kemendikbud dan TVRI.

screen-shot-2021-05-07-at-12-12-06-6094ccc6d541df60cc039822.png
screen-shot-2021-05-07-at-12-12-06-6094ccc6d541df60cc039822.png
Sebagai catatan penting : Pembelajaran Televisi Sekolah Megana  BERBEDA  dengan program belajar TVRI yang katanya didukung Kemdikbud.

Jika boleh kritis, setelah sekian tahun  kita memperhatikan siaran pendidikan TVRI ternyata (maaf) mungkin tidak dibuat secara komprehensif dan paedagogis. Program siaran terasa "seadanya yang ada dalam stok program TVRI dan TV Edukasi Kemdikbud."  

Bahwa sudah sekian tahun program pendidikan itu berlangsung, berapa persen  rakyat Indonesia, para siswa yang benar-benar  memanfaatkannya. Mengapa sedikit,  ya karena itu, (maaf) program siaran kurang menarik,  kurang berkualitas dan ternyata tidak langsung bersentuhan dengan kurikulum sekolah non formal dan formal SMP dan SMA.

Karena itu, Program Sekolah TV Megana sedang membuat terobosan didukung para guru dan mentor yang berkualitas.  Siaran edukasi yang  benar benar membuat siswa yang menonton serasa berada di ruang kelas virtual yang menarik.  

  1. Program yang serius didesain secara komprehensif dan paedagogis.  Program yang melibatkan pakar pendidikan dan dipandu pendidik yang berkualitas. Penjabaran materi belajar yang enak ditonton sesuai selera milenial. 
  2. Program Sekolah Megana TV diharapkan bisa disiarkan secara sinkronous (langsung) melalui televisi satelit sehingga langsung bisa ditonton di berbagai pelosok tanah air. (Bahwa kabarnya lebih dari 90% keluarga  Indonesia punya televisi). Selain lewat TV, program Sekolah TV Megana menyediakan pembelajaran tersebut secara asinkronous di website dan  youtube.  sehingga siswa bisa mengulangi mempelajarinya.
  3. Melalui  Sekolah Megana TV, para siswa bisa mendapat pendidikan dan pengajaran yang berkualitas dan bisa berstandar relatif sama dari Sabang sampai Merauke. Selanjutnya,  pembelajaran jarak jauh dari Sekolah Megana TV silakan diperdalam dan dipertajam oleh guru-guru Sekolah Formal dan pendidik nonformal di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun