Mohon tunggu...
Mercy
Mercy Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu dua anak remaja, penggiat homeschooling, berlatarbelakang Sarjana Komunikasi, Sarjana Hukum dan wartawan

Pengalaman manis tapi pahit, ikutan Fit and Proper Test di DPR.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Untuk Ananda, para Siswa yang Semestinya Ujian Mulai 16 Maret 2020

16 Maret 2020   20:19 Diperbarui: 16 Maret 2020   20:24 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sedikit cerita kekecewaan para fasilitator Ujian Sekolah (di Jakarta), yang rasanya tidak bakal mendapat perhatian semestinya dari  Pemerintah Provinsi dan Dinas Pendidikan di DKI Jakarta. Sebenarnya beberapa Provinsi, Kota, dan Kabupaten lain juga memilih kebijakan serupa. Namun saya di Jakarta, saya dirugikan dengan keputusan tiba-tiba maka saya hanya mengkritisi Pemprov dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta.  

Terus terang saja, selain saya, banyak pengelola pendidikan  yang tidak terima dengan putusan Gubernur yang mendadak membatalkan Ujian setara SLTA 16 -21 Maret 2020. Cuma mungkin mereka takut berbicara. Beberapa pimpinan lembaga pendidikan menjapri saya mengungkapkan kekecewaan, bahkan sampai ada yang berpikir Gubernur DKI Jakarta Anies, tidak punya iman. Hadeuh.

Para fasilitator Ujian Sekolah SLTA, yakni SMA, SMK, dan Homeschooling serta  Paket C banyak  tidak terima dengan  yang secara tiba-tiba. Penekanannya adalah  "tiba-tiba"  yakni H-2, barulah Pemerintah dan Dinas Pendidikan  membatalkan Ujian SLTA dan tanpa batas waktu yang bisa dipertanggungjawabkan. 

Semestinya jika Pemerintah dan Dinas Pendidikan sedikit saja perduli, semestinya rencana penutupan sekolah itu sudah mulai dianalisis  sejak kasus corona awal Februari 2020 ketika Negara Adidaya RRC sudah lockdown kota Wuhan dan memulangkan semua mahasiswa internasional, termasuk karantina di  Natuna Indonesia. 

Oke kalau kasus Wuhan kejauhan, mestinya Pemprov mulai aware  sejak kasus pertama corona ada di Jakarta 1 Maret, dua minggu lalu. Sejak itulah mulai ada persiapan Pemerintah untuk berbagai rencana seperti menutup sekolah dan membatalkan ujian.  Logis toh, jika ada rencana plan A, plan B, plan C sejak  13 hari lalu. 

Artinya untuk Ujian Sekolah tetap dipersiapan teknis sinkronisasi komputer, tetapi persiapan yang lain seperti pemesanan konsumsi untuk peserta ujian, bisa diantisipasi.   

Selain kesannya yang mendadak dan tidak ada pesiapan, yang saya kritisi adalah jadwal Ujian Sekolah ditunda sampai tanggal berapa.  Mengapa ini perlu dibahas karena  4 - 9 April 2020 adalah jadwal Ujian Nasional di seluruh Indonesia. Apakah Ujian Sekolah setelah Ujian Nasional atau bagaimana. Khusus untuk lulusan SLTA setelah Ujian Nasional, ada jadwal seleksi UTBK untuk masuk PTN. 

Satu hal lagi yang harus kita sama-sama kritisi,  ternyata  setelah pengumuman tersebut, antara tujuan Pemerintah dan Dinas Pendidikan dengan reaksi  masyarakat Jakarta, kok beda banget ya,  jauh panggang dari api.

Sejak hari Minggu kemaren 15/3, anjuran Gubernur Anies untuk siswa tetap di rumah, tidak keluyuran, ternyata tidak diperdulikan masyarakat.  Netizen +62 tidak bisa didikte. Kalau obyek wisata di Jakarta ditutup, mari  ke Puncak, Bandung dan sekitarnya untuk mendapat hawa yang lebih segar (walau ada yang bilang hoax, tetapi kenyataannya obyek wisata di Puncak  dan sekitarnya penuh). Bahkan hari ini,  ternyata ada yang mendadak pulang kampung, mumpung anaknya libur sekolah. Ujung-ujungnya para siswa Jakarta (dan orangtuanya) malah memilih pulngumpul, berkerumun lagi  yang artinya malah berpeluang kena ancaman virus corona. 

Jadi, skenario yang disusun Pemprov yang kelihatannya "bagus"  kenyataannya  gagal. 

Kerugian "tak terkatakan" akibat Batal Ujian tiba-tiba

Berbeda dengan siswa SMA, SMK, atau Homeschooling, para peserta Ujian Sekolah Paket C mayoritas adalah mereka yang sudah lewat usia sekolah. Umumnya mereka adalah tukang sapu jalan, tukang sampah, office boy atau office girl, SPG atau SPG atau penjaga toko, atau kebanyakan  tenaga lepas,  pekerja nonformal di perusahaan kecil.  Untuk bisa mengikuti Ujian, mereka harus sudah jauh jauh hari meminta cuti kerja selama  ujian selama 5 hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun