Mohon tunggu...
Budi Wahyuni
Budi Wahyuni Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Ibu bersuami yang dianugerahi 2 putri dan 1 putra

Belajar ilmu-ilmu bermanfaat sampai akhir hayat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Gaib di Rumah Orang Tua (1)

3 Juli 2022   14:04 Diperbarui: 3 Juli 2022   14:10 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by PhotoMIX Company: pexels.com

       Saya punya tiga orang anak yang semuanya sering melihat makhluk gaib. Saya sendiri hanya punya insting kalau ada sesuatu yang gaib atau kadang tergambar makhluk gaib di dalam hati. Suami saya jarang sekali melihat makhluk gaib, tapi pernah.. Karenanya, dimana pun kami tinggal pasti ada cerita hantu atau makhluk gaib lain. Makhluk gaib bukan hanya hantu lho!

       Saat mengalami krismon karena usaha suami bangkrut, kami sekeluarga harus balik tinggal di rumah orang tua, di daerah Kemayoran, Jakarta. Saat itu tahun 2015, Ibu tinggal sendiri, karena Bapak sudah wafat di tahun 2008. Sebelumnya keluarga kakak yang menunggu Ibu. Meskipun Ibu sedang sakit, namun ia tampak lebih sumringah saat kami sekeluarga balik lagi ke rumahnya. Anak-anak juga merasa senang dekat dengan nenek mereka.

      Suasana rumah setelah ditinggali keluarga kakak jadi agak "kotor." Para tetangga cerita kalau mereka sering melihat kuntilanak di rumah Ibu. Itulah makhluk gaib yang pertama dilihat anak bungsu saya, Reza. Menurut ceritanya, cewek itu duduk di ruang keluarga saat kami baru pindah. Kebiasaan anak-anak, kalau mereka masih bisa hadapi, mereka akan cerita selang beberapa hari, minggu atau bahkan beberapa tahun kemudian. Kalau mereka kewalahan baru akan langsung cerita ke saya. Balik lagi ke masalah cewek gaib yang dilihat Reza. Menurutnya, cewek itu tidak bicara apa-apa, hanya duduk menatap meja di depannya dan kemudian disappear. Penampakannya sama dengan kebanyakan cerita yang beredar, rambut panjang dengan gaun putih.

       Suatu hari saya melihat keanehan di sekitar ruang keluarga dan kamar tengah yang belum kami tempati. Terlihat belatung putih yang montok-montok berceceran dari ruang keluarga ke kamar tengah, Karena sudah sering mengalami pengalaman gaib, saya tidak begitu kaget, hanya jantung berdebar agak lebih keras. "Ini pasti berasal dari makhluk gaib," gumam saya dalam hati. Saya semprot belatung-belatung itu dengan semprotan nyamuk, setelah mati baru saya sapu dan buang ke tempat sampah.

       Secara logika, saya masih berpikir mungkin saja para belatung berasal dari hewan yang mati. Namun saya tidak mengendus bau yang tidak sedap, walau tetap usaha memeriksa ke sekeliling kamar tengah dan ruang keluarga. Seperti kebiasaan yang telah saya lakukan bila ada sesuatu kejadian gaib, saya shalat taubat dua rakaat kemudian shalat hajat agar Allah berkenan menyelesaikan masalah gaib yang sedang terjadi. Saya melakukannya di kamar tengah.

       Keesokam harinya, di siang hari, terlihat lagi para belatung itu berceceran di tempat yang sama. Jumlahnya kali ini tidak sebanyak sebelumnya. Saya dan Reza sibuk mencari-cari asal belatung-belatung itu. Akan tetapi kembali tidak menemukan hal lain dan semakin yakin bahwa mereka berasal dari makhluk gaib. Syukurlah anak-anak saya tidak ada yang melihat makhluk itu, karena pasti menyeramkan! Saya pun melakukan shalat di kamar tengah seperti hari sebelumnya.

       Hari berikutnya, jadi di hari yang ke tiga, di siang hari belatung-belatung itu muncul lagi di tempat yang sama. Kali ini jumlahnya jauh lebih sedikit dari hari ke dua. Selagi saya membersihkan para belatung, Reza yang baru berumur tujuh tahun saat itu, melihat asal munculnya belatung.

       "Mama belatung muncul dari atas lantai, tiba-tiba aja dia muncul."

       Waduh... jantung saya berdebar lebih keras, karena merasa si makhluk ada di sekitar kami. "Dek, kita sambil baca-baca doa ya," pintaku pada Reza. Reza mengangguk.

       Seperti hari-hari sebelumnya, saya melakukan shalat sunnah taubat dan hajat. Kali ini saya berusaha untuk memohon pertolongan Allah Ta'ala lebih khusyuk lagi, karena merasa si makhluk sedang bersama kami saat itu.

       Di malam harinya, saya agak sulit tidur, karena berharap-harap cemas memikirkan apakah esok hari akan muncul kembali makhluk itu di rumah kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun