Mohon tunggu...
Ibrahim Al Madani
Ibrahim Al Madani Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Traveller

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengintip Catatan Mary Jane di Lauhul Mahfudz

2 Mei 2015   10:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:27 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14305363841104271332

Masih hangat dalam benak kita kisah tentang Mary Jane, seorang terpidana mati asal Filipina dengan kasus penyelundupan narkoba. Mary Jane di vonis bersalah oleh Hakim, yang berujung pada hukuman mati.

Segala sesuatu dalam eksekusi hukuman telah final. Lokasi dan peti mati telah disiapkan, Mary Jane dan kedelapan terpidana lainya sudah berada ditempat isolasi, senapan telah dikokang, hanya pihak yang berkepentingan saja yang berada di tempat itu. Jaksa Eksekutor, Regu tembak (Algojo), Sipir-sipir penjara, dan Pihak Kepolisian semua telah bersiap menunaikan tugasnya. Semuanya lengkap, tinggal menunggu jam eksekusi sesuai rencana.

Tak terbayangkan perasaan Mary Jane menghadapi kematian di depan mata. Mungkin hanya Tuhan dan dua anaknya yang berada di benak Mary Jane pada saat itu. Seperti diketahui Mary Jane Veloso mempunyai dua anak bernama Mark Daren dan Mark Daniel.

Gejolak hati para Algojopun tidak bisa dikesampingkan, tangan merekalah yang akan menarik pelatuk senapan pembunuh manusia itu. Algojo pun tetaplah manusia yang punya perasaan sedih ketika menghilangkan nyawa manusia. Tetapi demi negara mereka melakukan tugasnya, walaupun trauma mungkin akan menghantui kehidupanya.

Airmata keluarga, sahabat, teman, dan warga Filipina siap melepas kepergian wanita yang bernama lengkap Mary Jane Fiesta Veloso. Lilin Peringatan peringatan telah dinyalakan, sebagian warga berkumpul untuk berbela sungkawa.

Kun fayakun, Segala kejadian telah ditulis lengkap dalam lauhul mahfudz, Kitab tempat Allah menulis segala kejadian dari permulaan hingga akhir zaman. Pada malam itu tidak ada catatan kematian seorang Mary Jane sehingga keesokan harinya di Yogyakarta ia masih bisa mencium ,memeluk dan mengusap air mata kedua anaknya.

Wallahuaalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun