Mohon tunggu...
Ibnu Wahyudi
Ibnu Wahyudi Mohon Tunggu... Administrasi - Salesman Militan dan Gerilyawan :)

Cara terbaik suatu karya bisa menjadi abadi adalah dengan 2 (dua) cara, pertama mewujudkannya, kedua menuliskannya. Jika kenyataannya tidak abadi, maka minimal niatkanlah agar bermanfaat untuk orang lain, maka karya mu akan abadi secara turun temurun dari zaman ke zaman. Jangan menilai orang dari menjadi apa dia nya saat ini, tetapi nilai lah seseorang dari menjadi apa dia nya suatu saat nanti, karena banyak orang dicemooh saat ini, tetapi menjadi orang besar saat nanti. Banyak orang yang sangat VISIONER, namun dipandang sebelah mata dan diremehkan. Semua pembuktian kebenaran tentang VISI seseorang ditentukan setelah VISI nya terwujud dan kita hanya bisa bilang: WOW, tahu gitu saya ikut dia dulu

Selanjutnya

Tutup

Money

Route To Market di Era Android

10 Mei 2019   14:31 Diperbarui: 10 Mei 2019   15:10 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber https://en-environment.tau.ac.il  

Sesuai dengan judul artikel ini yaitu ROUTE TO MARKET DI ERA ANDROID, maka kita berada di era dimana ada tambahan infrastruktur sebagai KATALISATOR (pemercepat) terjadinya efektifitas dan efisiensi yaitu TEKNOLOGI, khususnya ANDROID

Jika pada era sebelumnya, banyak perusahaan menggunakan SALESMAN MOTORIS untuk mengcover RETAIL-RETAIL yang secara cost/biaya pengiriman dan lokasi tidak bisa ditangani oleh distributor/perusahaan

Namun motorist ini biayanya cukup tinggi, sehingga umumnya hanya akan dipakai sebagai PROJECT alias bukan untuk jangka panjang

Asumsi yang dipakai adalah jika RETAIL sudah terbiasa dikunjungi salesman motoris dan sudah biasa membeli produk dari motoris tersebut, harapannya nanti jika project motoris dihentikan, si Retail tetap akan aware/ingat untuk tetap belanja produk tersebut di Grosir yang akan menjadi langganannya. Sehingga tugas distributor hanya bagaimana menyediakan produk nya di Grosir saja

Namun, seiring ketatnya persaingan, terutama bertubi-tubinya iklan produk, tentunya tidak ada Retail yang akan berusaha bersusah payah mengingat produk yang biasa dia beli ke Salesman Motoris tempo dulu, secara praktis si Retail akan membeli produk yang mungkin sering muncul iklannya di televisi atau yang sering diminta oleh pembeli mereka sehingga lambat laun harus dilakukan project motoris lagi yang tentunya secara bisnis ini tidaklah STRATEGIS

Hal ini bisa dimaklumi karena pada era sebelumnya tidak ada infrastrukturlain sebagai pilihan yang mendukung untuk melakukan PENYALURAN BARANG ke RETAIL yang "tidak bisa dicover "ini

Begitu juga ada yang menggunakan SPG (Sales Promotion Girl) & MD (Merchandiser) dalam rangka menyampaikan produk mereka ke pembeli (selain melakukan pemajangan/display produk di grosir). Misalkan seorang SPG atau juga MD ditempatkan di grosir tertentu lalu mereka membantu toko melakukan penjualan produk ke retail-retail sekitar yang dekat dengan grosir tersebut. Atau juga berusaha "merayu" pembeli yang datang berbelanja ke toko agar membeli produk mereka (umumnya tipe seperti di ini dilakukan di Grosir yang merupakan Bandar Freelancer/Salesman Lepas, grosir tempat para freelancer/salesman lepas berbelanja)

SPG & MD ini pun berbiaya tinggi, sehingga umumnya hanya merupakan PROJECT saja. Harapannya, mirip seperti konsep salesman motoris di atas, para pembeli akan terbiasa membeli produk yang pernah "ditawarkan" oleh SPG & MD ini ketika SPG & MD ini sudah tidak ada lagi

Seberapa penting sih Retail ini? bukankah omset nya kecil?

Memang omset Para Retail ini kecil, tetapi masalahnya jumlah RETAIL ini banyak sekali. Sehingga secara AGREGAT TOTAL akan menghasilkan value yang besar. Juga, Retail ini merupakan TITIK AKHIR DISTRIBUSI dimana END USER alias KONSUMEN mencari produk ke toko jenis ini yaitu RETAIL. Sehingga bisa dikatakan juga, RETAIL ini menjadi TITIK AKHIR PEMICU DEMAND terhadap produk?

Perhatikan bagan di bawah ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun