Sudahkan anda membaca buku fenomenal "22 immutable laws of marketing (22 hukum marketing yang tak terbantahkan)" karya Al Ries, seorang marketer top dunia? saya katakan fenomenal, karena memang isi buku ini benar-benar menjungkirbalikkan teori lama pemasaran yang berkutat di 4P: pricing, promotion, place, product
Mengupas tentang hukum-hukum dan strategi pemasaran yang benar-benar memukau, menyertakan contoh-contoh kasus yang faktual seperti kasus IBM, General Motor, Coca Cola, dan masih banyak lagi
buku ini sangat membuka wawasan bagi para marketer,  pengusaha, dan orang-orang yang akan memulai satu usaha, untuk  mempersiapkan dan mempercepat goal yang akan diraih. kalau jaringan  internet mengenal software dan tips buat mempercepat koneksi, maka  inilah software dan tips buat pemasaran. banyak tokoh pengusaha dan CEO  yang memberi komentar positive pada buku ini,
Bahkan KAY KOPLOVITZ, president dari USA network mengatakan bahwa buku ini adalah MUST READ BOOK bagi setiap CEO
Juga BURT SUGARMAN, Â CEO GIANT LTD bahkan dengan ekstreme mengatakan "saya berharap dengan tulus bahwa buku ini tidak dibaca oleh lawan-lawan kami, sungguh begitu memukau memang isi dari buku ini, strategi dan hukum pemasaran yang sangat berguna untuk mempercepat tujuan dari sebuah rencana dan tujuan pemasaran, sangat terhanyut membaca setiap lembarnya, karena menyajikan berbagai kasus dan contoh yang mantap"
Salah satu contoh pembukaan untuk pemanasan dulu sebelum membaca lebih jauh yaitu hukum PERSEPSI,  yaitu : Pemasaran bukanlah pertarungan produk, melainkan pertarungan  PERSEPSI.
secara sederhana adalah bahwa konsumen atau calon konsumen  dalam memilih produk yang akan digunakan adalah memilih produk yang  menurut persepsi mereka baik, padahal tidak selalu apa yang dalam  persepsi mereka adalah benar.
contohnya coca cola, mereka mengadakan riset, 200.000 kali  uji coba, dan terbukti bahwa NEW COKE, lawan mereka memiliki rasa yang  lebih enak dari pada coca cola, namun apa yang terjadi di pasar, NEW  COKE hanya menempati tempat ke tiga dari pasar, dan coca cola ada di  tempat pertama. Mereka berhasil karena membangun Persepsi yang baik di  ingatan konsumen,salah satunya dengan BRANDING yang baik.
Konsumen percaya dengan apa yang ingin mereka percayai,lebih complicated lagi konsumen sering membuat keputusan untuk  mempercayai suatu produk berdasar persepsi dari orang lain. disinilah branding memegang peranan.
Branding bukan soal "beli produk kami karena kami lebih baik daripada produk pesaing", namun branding lebih kepada "inilah kami dan produk kami. Jika anda menyukai kami dan produk kami, silakan lakukan pembelian, dukung terus keberlangsungan produk kami, dan sebarkan berita ini kepada kerabat serta teman anda."
Sebagai contoh, saya telah melakukan survey kecil-kecilan di kalangan pertemanan saya. Jadi, saya menanyakan pada mereka jika disodorkan sampel Iced Caramel Macchiato milik Starbucks versus milik cafe lokal dengan catatan ukurannya sama, rasa yang tidak jauh berbeda dan GRATIS. Tentu saja jawabannya tidak aneh lagi, sebagian besar dari mereka pasti memilih Starbucks. Saat saya bertanya apa alasan mereka memilih Starbucks, beberapa di antara jawaban tersebut: