Mohon tunggu...
ibs
ibs Mohon Tunggu... Editor - ibs

Jika non-A maka A, maka A

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Menjadi Pelatih Bukan Sekadar Urusan Taktik, Menang, dan Juara

26 Oktober 2021   10:06 Diperbarui: 28 Oktober 2021   01:30 870
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: envato elements/twenty20photos

Fergie memang jenius. Agar para pemain ini tidak semena-mena terhadap dirinya dan tunduk kepadanya, dia melakukan sesuatu di luar kebiasaan para pelatih saat itu. Anda tahu apa yang dilakukannya? 

Dia mendatangi ruang pusat pelatihan di mana para pemain sedang berlatih dengan mendobrak pintu, kemudian menendang sebuah kursi di sana seraya berteriak seperti memaki, "Saya tidak peduli siapa Anda, sehebat apa Anda, yang jelas saya adalah pelatih Anda semua hari ini. Kalau Anda tidak suka silakan pergi dari tim ini!" Lalu dia pun meninggalkan ruangan itu.

Bayangkan, bagaimana perasaan Anda bila berada di tengah kondisi seperti itu?

Karakter seperti Fergie itulah yang ingin saya bangun saat pertama kali menjadi pelatih Napoli. Saya percaya bahwa personal dan karakter seorang pelatih memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap sebuah tim dan permainan. Dan saya menyukai Fergie meski ia bukan satu-satunya. Personal dan karakter seorang pria berdarah Jerman, Juergen Klopp, juga patut dicontoh.

Bagi saya Klopp adalah sosok unik. Dia bisa menjadi kawan, guru, dan sekaligus bapak di atas maupun luar lapangan. Klopp tidak serta-merta menyulap Liverpool menjadi hebat dalam sekejap. Setidaknya dia membutuhkan waktu lima hingga enam tahun sebelum akhirnya menjuarai Liga Inggris dan Liga Champions. 

Di balik kesuksesan itu tentu ada ramuan taktik nan jitu. Namun, kata Klopp, taktik bukanlah satu-satunya faktor, melainkan ada sebuah peranan pendekatan kepada setiap pemain yang terlibat di dalamnya. Dan Klopp adalah ahlinya soal itu.

Hal tersebut masih terekam baik di kepala seorang Gregory Wijnaldum. Ia mengisahkan bagaimana seorang Klopp datang mengenakan baju latihan dan hanya menggunakan celana boxer berwarna merah di ruang ganti jelang latihan perdana mereka bersama Klopp.

Wijnaldum dan para pemain di sana, kian terheran-heran melihat boxer yang dikenakan Klopp terdapat tulisan "CR 7" di pinggangnya. Segenap pemain pun tak kuasa menahan tawa. Iya, ini adalah cara Klopp mencairkan suasana yang canggung juga tegang antara dirinya dan para pemain.

Bagi Wijnaldum, Klopp bukanlah sekadar seorang pelatih yang hanya punya urusan taktik dan permainan. Wijnaldum mengatakan Klopp juga adalah seorang sahabat yang begitu dekat dengan para pemain. 

Pernah Wijnaldum tengah memiliki persoalan pribadi, namun dia tak tahu harus bercerita dan meminta pendapat kepada siapa. Dia hanya ingat satu orang, yaitu Klopp. Pria asal Belanda ini pun mengirimkan pesan singkat kepada Klopp, dia ingin menceritakan persoalan itu. Dengan harap-harap cemas, Klopp merespons layaknya karib yang khawatir. 

Dari itu, Wijnaldum mengatakan bahwa Klopp tidak saja menjadikan seorang pesepak bola profesional hebat, tetapi juga menjadikan dirinya personal yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun